Sabtu, 23 November 2024

Menkes Sebut Covid-19 Varian Baru Terdeteksi Setelah Testing Digenjot

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan. Foto: Dok.KPCPEN

Budi Gunadi Sadikin Menteri Kesehatan menegaskan, pihaknya sudah menggalakkan tracing (pelacakan) dan testing (pengujian) terhadap varian baru Covid-19 sejak Januari 2021 lalu.

“Nah ini juga yang perlu kami sampaikan bahwa strategi untuk tracing dan testing varian baru sejak bulan Januari sudah mulai kita galakkan,” ujar Menkes dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Senin (15/3/2021).

Menurut Budi, pemerintah dalam setahun baru melakukan 172 testing sequence genomics, sehingga akan sulit mengidentifikasi jika ada varian baru yang masuk. Padahal, kata dia, beberapa negara sudah bisa melakukan 10 ribu testing dalam setahun.

“Sebelumnya dalam satu tahun kita baru melakukan 172 testing sequence genomics, sehingga kalau ada varian baru akan sulit teridentifikasi, padahal beberapa negara setahun bisa melakukan 10 ribu testing,” jelasnya.

Budi menegaskan, saat ini, pihaknya bekerja sama dengan Kementerian Riset dan Teknologi/ Badan Riset Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) membentuk jaringan laboratorium untuk meningkatkan tracing. Hasilnya, ditemukan adanya varian baru yang sudah masuk ke Indonesia awal tahun lalu yakni B117 dari Inggris.

“Nah kita tingkatkan dengan membentuk jaringan laboratorium bersama Kemenristek/BRIN di 8 Januari dan sesudah itu kita bisa lihat testing-nya jadi meningkat dengan cukup pesat. Dan sesudah meningkat kita temui adanya varian baru yang sebenarnya sudah masuk di awal tahun,” kata dia.

“Dua yang pertama dari Saudi Arabia untuk varian B117 dari UK dan enam sampel kemudian juga diketahui. Dua diantaranya juga dari Saudi Arabia dan sudah ada juga yang berasal dari transmisi lokal,” imbuhnya.

Budi menjelaskan, sesudah ditemukan adanya WNI yang tertular B117, dan dilakukan testing dan tracing, sekarang semuanya negatif.

“Kita sudah menindaklanjuti untuk tracing-nya dan Alhamdulillah sampai sekarang semuanya masih negatif,” tegasnya.

Sekarang ini, kata Menkes, pihaknya akan terus memperbanyak dan memperketat Genom Sequencing ini dengan memanfaatkan seluruh jaringan laboratorium yang ada di bawah Kemenkes dan Kemenristek/BRIN.

Budi juga menyadari kalau tracing di Indonesia kurang sekali karena dari WHO guidance (perunjuk) nya dibutuhkan 30 orang per 100 ribu atau membutuhkan sekitar 80 ribu tracers (pelacak).

Menurut Menkes, melihat kondisi itu, pihaknya melakukan kerja sama dengan TNI dan Polri untuk bisa mendidik tenaga Babinsa dan Babinkamtibmas yang jumlahnya di atas 80 ribuan agar bisa membantu melakukan tracing.

“Sekarang sedang dijalankan di Puskesmas-Puskesmas, perbaikan masih akan terus dilakukan agar memudahkan mereka dalam membantu proses tracing-nya,” kata Budi.(faz/tin/bid)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs