Muhammad Fuad Nasar Sekretaris Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI mengatakan, pesan utama peristiwa Isra dan Mikraj Nabi Muhammad SAW yang diperingati setiap tanggal 27 Rajab, mengajak seluruh Umat Islam menegakkan salat, memakmurkan masjid, dan menguasai ilmu pengetahuan untuk kesejahteraan umat manusia.
Nabi Muhammad dalam peristiwa mukjizat Isra dan Mikraj, didampingi Malaikat Jibril diperjalankan Allah di malam hari dalam satu perjalanan fisik dan spiritual yang berlangsung secara kilat, dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha di Baitul Maqdis, Palestina.
Selanjutnya naik ke sidratul muntaha untuk audiensi kehadirat Allah. Di sanalah Nabi Muhammad menerima perintah mendirikan salat lima waktu langsung dari Allah SWT.
“Isra dan Mikraj yang terjadi pada abad ke-VII telah membuka horison perkembangan ilmu sejarah, fisika, antariksa, psikologi dan futurologi. Isra dan Mikraj menginspirasi terbentuknya imajinasi penerbangan dan misi luar angkasa serta penemuan teknologi untuk mewujudkannya,” ujarnya di Jakarta, Kamis (11/3/2021).
Abbas ibnu Firnas (810 – 887) tercatat sebagai ilmuwan muslim dan first aviator penemu pembuatan konstruksi alat terbang bersayap menyerupai burung dan berhasil menerbangkannya di Cordoba, Spanyol pada abad ke-IX.
Fuad mengatakan, Abbas ibnu Firnas terinspirasi dari kisah peristiwa Isra dan Mikraj.
“Isra dan Mikraj sebagai peristiwa terbesar dalam sejarah yang sangat menakjubkan, mengajarkan prinsip dari masjid ke masjid,” katanya.
Masjid melambangkan kesucian hati, pikiran dan perbuatan, sehingga harus dijaga dalam setiap gerak dan langkah setiap muslim dalam melakukan peran apa pun dan di mana pun.
Segala perbuatan manusia hingga yang sekecil-kecilnya akan dihisab dan dipertanggungawabkan di hadapan Allah SWT di akhirat, alam keabadiaan setelah kehidupan duniawi.
“Sejalan dengan prinsip dari masjid ke masjid, segala aktivitas kita harus dimulai dengan niat yang suci, dijalani secara baik dan benar serta tetap menjaga kesucian niat dari awal hingga akhir,” imbuhnya.
Setiap muslim, sambung Fuad, boleh bepergian ke seluruh dunia. Namun, sangat baik kalau menyempatkan diri mengunjungi masjid-masjid bersejarah di berbagai kota dan negara, untuk memperkaya wawasan sejarah dan memupuk kesadaran beragama.(rid/ipg)