Sabtu, 23 November 2024

Warga Benar-Benar Ketakutan, Gajah Kembali Masuk Permukiman di Aceh

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Ilustrasi. Bunta gajah sumatera jantan jinak yang ditempatkan di Conservation Response Unit (CRU) Serbajadi, Kabupaten Aceh Timur, ditemukan mati dibunuh dengan cara diracun. Satu gadingnya, diambil oleh pembunuh sadis itu. Foto: LSM Titian

Satu gajah pejantan dilaporkan kembali ke permukiman, mengamuk dan menumbangkan pohon kelapa sehingga menimpa rumah masyarakat Desa Blang Tengku, Kecamatan Seunagan Timur, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh, sehingga warga ketakutan.

Samsirman, Kepala Desa (Keuchik) Blang Tengku, Aceh, Sabtu (12/1/2019), mengatakan, dua hari sebelumnya kawanan gajah sudah meninggalkan permukiman setelah dilakukan upaya pengusiran, namun tiba-tiba kembali masuk permukiman.

“Batang kelapa, pinang, dan sebagainya juga dijatuhkan sehingga menimpa rumah warga kami. Kami benar-benar ketakutan saat ini karena satu ekor gajah jantan ini memang sangat ganas,” katanya seperti dilansir Antara.

Samsirman, menyampaikan, pada Rabu (9/1/2019) malam kawanan gajah sudah meninggalkan permukiman setempat, namun satwa berbelalai panjang itu bukan kembali ke hutan, tapi justru merusak tiga unit rumah desa tetangga, Desa Tuwie Meuleusong.

Kemudian, pada Kamis (11/1/2019) malam, satu ekor gajah pejantan kembali ke Desa Blang Tengku dan mengobrak abrik tanaman muda, batang kelapa, dan pinang, ditumbangkan hingga menimpa rumah masyarakat, beruntung tidak ada korban jiwa.

Suasana perkampungan mereka akhir-akhir ini mencekam, kata Samsirman, sebab amukan satwa gajah tersebut sudah berlangsung lama, warga tidak berani keluar rumah saat malam karena satwa dilindungi undang-undang tersebut masih berkeliaran.

“Gajah yang selama ini bermain, sudah seperti `warga kami`, dia mondar-mandir, menampakkan diri. Saya sering bertemu di jalan saat pulang dari masjid menuju rumah, tiba-tiba saja di tengah jalan dia berdiri, siapa berani usir,” keluhnya.

Bukan hanya pohon dan rumah yang menjadi sasaran amukan gajah liar di kawasan tersebut, tanaman palawija serta tanaman padi tidak bisa tumbuh dengan baik karena menjadi santapan satwa gajah yang terdeteksi masih di kawasan itu.

Sebelumya Agus Salim, Pusdalop Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nagan Raya, menyampaikan, tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh masih berada di kawasan itu melakukan upaya menghalau satwa gajah.

Rencananya kegiatan mengusir satwa gajah tersebut dilakukan selama lima hari yakni terhitung sejak Senin (7/1/2019) dan kemungkinan ditambah apabila dibutuhkan.

Menghalau gajah dilakukan dengan meledakan mercon dan pada hari ke dua kawanan gajah telah menjauh sekitar 13 kilometer dari Desa Blang Tengku.

“Karena masih awal tahun, kami hanya mampu mendatangkan BKSDA bersama tim lainnya untuk menghalau satwa gajah dari permukiman. Awalnya sudah berhasil, gajah sudah menjauh 13 km,” demikian Agus Salim.(ant/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs