Dari puluhan Paus Jenis Pilot yang terdampar di Perairan Pantai Desa Patereman, Kecamatan Modung, Bangkalan, Kamis (18/2/2021), hanya satu yang berhasil kembali ke laut.
Berdasarkan data update informasi per Jumat (19/2/2021), ada 52 paus yang terdampar di pantai. Sebanyak 49 di antaranya mati, dan hanya tiga yang selamat dan sudah dilepas ke laut.
Sayangnya, pada Sabtu (20/2/2021), dua dari tiga ekor paus yang sudah dilepas bersamaan ke laut ternyata mati. Padahal tim gabungan di lokasi sudah empat kali mencoba melepaskan paus-paus itu.
Para ahli termasuk di antaranya dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jatim akan terus memantau perkembangan satu ekor paus yang tersisa dari kawanannya yang selamat.
Sementara itu, Tim Gabungan juga memastikan proses penguburan 51 bangkai paus sudah berlangsung sejak Sabtu pagi dengan ekskavator dari Pemprov Jatim yang tiba sejak Jumat kemarin.
Selain Pemprov, terlibat dalam penguburan jasad paus itu dari BBKSDA Jatim, Kementrian Lingkungan Hidup, TNI, Polri, relawan, pegiat lingkungan, Forum Koordinasi Kecamatan Modung, dan akademisi FKH Unair.
BKSDA Jatim menjelaskan, ada dua titik penguburan paus. Titik pertama untuk 25 bangkai paus. Sedangkan titik kedua untuk 21 ekor paus. Ada satu bangkai paus yang harus dikubur cukup jauh.
Sementara empat bangkai paus lainnya dinyatakan sudah terseret ombak saat terjadinya pasang air laut.
Letak penguburan paus itu sekitar 70 meter dari bibir Pantai Modung dengan kedalaman minimal lima meter. Harus cukup dalam supaya tidak ada air yang masuk ketika terjadi pasang air laut.
Proses penggalian dan penguburan berlangsung lancar dan cepat tanpa kendala berarti. Warga sekitar juga sangat kooperatif selama proses pelaksanaan penggalian dan penguburan paus.
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur menyampaikan apresiasi atas kolaborasi dan sinergitas berbagai pihak dalam proses penguburan itu sebagai bentuk kepedulian lingkungan.
“Terima kasih kepada semua pihak. Juga nelayan dan relawan, sehingga masalah paus terdampar ini bisa segera kita atasi. Ini wujud cinta dan peduli kita kepada lingkungan dan makhluk hidup,” ujarnya.
Pemprov Jatim, kata dia, akan terus berkoordinasi dengan Tim Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut untuk mengetahui penyebab terjadinya Paus terdampar di Pantai Modung, Bangkalan.
Selain itu, Pemprov Jatim juga akan terus meng-update penelitian sampel paus yang sudah mati yang dilakukan FKH Unair Surabaya.
“Kami akan terus meng-update hasil penelitian FKH Unair. Hasil itu penting sebagai rekomendasi, supaya kita bisa mencegah kejadian serupa,” ujarnya.(den/tin/dfn)