Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) meresmikan dua laboratorium yaitu Lab. Virtual Reality dan Lab. Microteaching pada Jumat (5/2/2021).
Prof Dr Ir Mohammad Nuh, DEA Ketua Yayasan mengatakan, kedua laboratorium ini disiapkan untuk menjawab kegelisahan dosen dan mahasiswa, terkait mata kuliah yang mensyaratkan dan mewajibkan adanya praktikum.
“Karena hampir semua program studi ada praktikum, maka dua laboratorium ini dapat dimanfaatkan untuk semua fakultas dan program studi,” kata Nuh dalam sambutan yang dikutip dari keterangan resmi.
Nuh menjelaskan, selain bisa dimanfaatkan secara bersama-sama, Lab ini sekaligus bisa di-setting sebagai production house (PH) untuk menyiapkan materi pembelajaran daring. “Sepengetahuan saya dan informasi dari vendor, teknologi dan perangkat yang disediakan di lab microteaching ini baru Unusa yang menggunakannya di Indonesia. Kami ingin mengenalkan sekaligus mengajak mahasiswa memanfaatkan teknologi terkini,” katanya.
Nuh menjelaskan, keunggulan lab microteaching adalah karena memiliki interactive board sebagai pengganti white board.
Interactive board adalah sebuah perangkat layaknya TV berukuran 50 sampai 80 inch dengan kemampuan touch screen.
Dinamakan interactive board karena pengguna bisa langsung berinteraksi dengan apa yang ditampilkan di papan tersebut seperti, presentasi, video, dan lain lain. Selain itu agar mempermudah tenaga pengajar dalam menjelaskan suatu materi di lengkapi pula dengan teknologi bernama lightboard.
“Cara kerja teknologi ini cukup sederhana, mirip dengan papan tulis pada umumnya, namun alih-alih menggunakan papan, light board menggunakan kaca, sehingga tembus pandang,” terangnya.
Secara terpisah Prof Dr Ir Achmad Jazidie M.Eng. Rektor Unusa mengatakan, pihaknya sangat berterima kasih atas upaya pihak yayasan yang ikut memikirkan terhadap kebutuhan mendesak di tengah keterbatasan proses pembelajaran daring terkait dengan pelaksanaan praktikum.
“Kini praktikum tidak lagi menjadi kendala. Melalui lab virtual reality mahasiswa bisa melakukan praktikum secara virtual. Sementara di lab microteaching, mahasiswa bisa melakukan praktik mengajar yang sesungguhnya, sedang dosen bisa mensetup lab-nya untuk PH menyiapkan materi perkuliahan untuk daring dengan lebih baik,” katanya.
Diungkapkan Rektor, Unusa mencoba menembus kebuntuan model pembelajaran konvensional, dalam hal ini praktikum di laboratorium dengan memanfaatkan teknologi virtual reality (VR).
“Kini di Lab VR sedikitnya sudah memiliki tujuh paket modul praktikum untuk mahasiswa kedokteran, keperawatan serta mahasiswa kebidanan. Ke depan paket modul praktikum ini akan terus ditambah, dan karena didesain sendiri oleh Unusa, maka modul-mudul ini sekaligus akan dipatenkan,” katanya.(dfn/lim)