Warga Pecinan Tambak Bayan, Surabaya merayakan Imlek tahun ini tanpa kemeriahan. Selain karena pandemi Covid-19, juga masih dalam masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Berbeda dengan imlek tahun lalu. Meskipun sederhana, kemeriahannya masih terasa di perkampungan masyarakat Tionghoa tertua di Surabaya tersebut. Berbagai acara digelar, mulai dari atraksi Barongsai yang dimainkan anak-anak muda sampai dengan fashion show baju cheongsam.
“Tahun ini kami tidak menggelar kemeriahan untuk Imlek. Pandemi Covid-19 belum selesai, pemerintah juga menerapkan PPKM. Warga sejak beberapa waktu lalu sudah kami imbau untuk tidak menggelar kemeriahan,” kata Suseno Karna Ketua RT 2 RW 2 Tambak Bayan, Jumat (5/2/2021).
Seno juga berharap agar warga di Tambak Bayan secara keseluruhan bisa mematuhi ketentuan itu. Karena kegiatan yang mengundang kerumunan masih beresiko terpapar Covid-19. Dan ini harus dihindarkan mengingat di perkampungan Tambak Bayan juga ada anak-anak dan lansia.
“Koordinasi bersama pengurus kampung dan para tetua sudah kami lakukan. Harapannya meskipun tanpa kemeriahan tetapi Imlek tetap disambut dan disyukuri. Hal ini yang lebih penting di masa pandemi Covid-19 saat ini,” tegas Seno.
Perkampungan Tambak Bayan merupakan satu di antara perkampungan di Surabaya, yang hingga hari ini masih ditinggali sejumlah keluarga Tionghoa. Perkampungan padat tersebut memang menjadi perkampungan masyarakat Tionghoa yang kerap dijadikan penelitian sejarah.(tok/iss/ipg)