Minggu, 24 November 2024

Inovasi Robot Hybrid, Bermanfaat Bantu Operasi Tulang

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Ilustrasi perangkat robot hybrid bermanfaat bagi operasi tulang. Karya Dosen ITS. Foto: Humas ITS

Membantu pelaksanaan sebuah proses operasi tulang, sebuah inovasi robot hybrid dihadirkan oleh Dr Latifah Nurahmi, Dosen dari Departemen Teknik Mesin ITS Surabaya yang sudah melakukan penelitian terkait robot ini sejak tahun 2015 yang lalu.

Latifah menjelaskan bahwa inovasi buatannya ini merupakan kelanjutan dari penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan pada tahun 2016. Pada tahun tersebut ia mengembangkan robot rehabilitasi tumit kaki. “Namun, untuk dasar penelitiannya sendiri sudah saya lakukan sejak tahun 2015,” terang Latifah, Kamis (4/2/2021).

Latifah menambahkan bahwa robot sebagai alat bantu operasi sebenarnya sudah ada sejak era tahun 90 an. Robot ini biasa disebut dengan robot paralel. Robot paralel adalah robot yang mampu menangani beberapa instruksi dalam waktu bersamaan.

“Tapi ternyata robot paralel ini masih punya beberapa kekurangan dalam penggunaannya di bidang medis,” kata Latifah.

Kekurangan yang dimiliki oleh robot paralel ini, lanjut Latifah adalah ruang geraknya yang terbatas. Selain itu, penggunaan robot paralel biasanya hanya sekali pakai. Hal tersebut membuat robot harus dibongkar saat usai melakukan operasi dan dipasang kembali saat akan melakukan operasi. “Dengan begitu akan lebih merepotkan dokter saat akan dan usai menggunakannya,” tambah Latifah.

Dosen kelahiran Solo ini memaparkan, guna mengatasi keterbatasan yang dimiliki oleh robot parallel, maka ia membuat sebuah robot hybrid. Yakni merupakan gabungan dari dua robot paralel. Robot ini memiliki kelebihan pada ruang geraknya yang lebih luas dibanding dengan robot paralel.

Proses pembuatan robot ini, kata Latifah dilakukan pencetakan tiga dimensi terlebih dahulu. Setelah itu, dilanjutkan dengan pengembangan menjadi sebuah prototype yang dilengkapi dengan piranti-piranti elektronis.

“Dari segi desain robot hybrid lebih kompleks dibanding dengan robot paralel,” ujar Latifah.

Dalam pengembangan robot hybrid ini, Latifah bekerja sama dengan Jurusan Teknik Mesin dari National Central University (NCU), Taiwan. Hal ini disebabkan oleh adanya hubungan baik antara Departemen Teknik Mesin ITS dengan NCU yang sudah terjalin. Selain itu, ternyata mereka juga mengembangkan robot yang strukturnya sama. “Berdasarkan hal tersebut, kami memutuskan untuk menjalankan kerja sama dalam pengembangan robot ini,” kata Latifah.

Saat melakukan proses operasi, dokter dapat menggunakan robot hybrid dalam membantu proses pembedahan yang membutuhkan akurasi tinggi. Tidak hanya itu, robot ini juga dapat mengurangi kontak langsung dari dokter dengan pasien. Adanya robot ini tidak bermaksud untuk menggantikan peran dokter dalam melakukan operasi. Akan tetapi tingkat akurasi tinggi dalam proses operasi inilah yang memerlukan bantuan robot.

Melalui inovasi karyanya yang berjudul Robot Operasi Reduksi Fraktur sebagai Teknik Bedah Invasif Minimal, Latifah berhasil mendapatkan penghargaan pada ajang L’Oreal Unesco for Women in Science 2020, akhir November 2020 yang lalu. Ajang ini merupakan kegiatan yang diadakan L’Oreal untuk mendukung keterlibatan wanita di bidang sains dan teknologi.

“Sebenarnya saya mengikuti ajang ini sejak tahun 2017, namun baru tahun ini berhasil memenangkan penghargaan,” tukas Latifah.

Melalui inovasinya ini, Latifah berharap dapat memperkenalkan teknologi robot di bidang kesehatan. Tidak hanya itu, ia juga berharap agar robot buatannya ini bisa segera digunakan beberapa rumah sakit di Indonesia.

“Melalui penghargaan ini saya juga ingin mengajak para perempuan muda agar tidak takut untuk berperan dan terlibat di dunia science dan teknologi,” pungkas Latifah.(tok/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Minggu, 24 November 2024
30o
Kurs