Jumat, 22 November 2024

Komunitas Penyintas Kanker Berharap Penanggulangan Kanker Jadi Program Prioritas Pemerintah

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Ilustrasi.

Kanker merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia dengan angka pertumbuhan yang tinggi.

Berdasarkan data Globocan tahun 2020, jumlah kasus baru kanker di Indonesia mencapai 396.914.

Jumlah kematian akibat kanker di Tanah Air tercatat sebanyak 234.511, dan jumlah keseluruhan (prevalensi) kasus dalam lima tahun sebanyak 946.088.

Tingginya angka kasus kanker di Indonesia harus mendapat perhatian serius dari pemerintah dan seluruh elemen masyarakat.

Aryanthi Baramuli Putri Ketua Indonesian Cancer Information and Support Center Association (CISC) berharap, penanggulangan kanker nasional bisa menjadi salah satu program prioritas pemerintah.

“Kami tentu berharap penanganan kanker bisa jadi prioritas pemerintah seperti halnya perhatian pemerintah kepada kasus stunting. Dalam penanganan kanker di Tanah Air, tentunya diperlukan kolaborasi semua pihak, khususnya antarinstansi pemerintah,” ujarnya kepada suarasurabaya, Rabu (3/2/2021).

CISC komunitas penyintas kanker, lanjut Aryanthi, juga mendorong supaya Pemerintah mengadakan program imunisasi nasional Human Papilloma Virus (HPV) untuk anak gadis usia sekolah kelas 5 dan 6 Sekolah Dasar.

Menurutnya, pemerintah dan para pemangku kepentingan harus mendorong gerakan percepatan eliminasi kanker serviks sebagaimana target WHO tahun 2030.

“Pada tanggal 17 November 2020, WHO telah menetapkan target strategi untuk akselerasi eliminasi kanker serviks pada tahun 2030, dengan cakupan 90 persen vaksinasi anak perempuan di bawah usia 15 tahun, 70 persen skrining, dan 90 persen memperoleh akses penanganan,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Aryanthi menyebut, sejauh ini peran pemerintah melalui JKN BPJS Kesehatan untuk layanan kesehatan sangat diapresiasi pasien kanker.

Selain itu, dia bersyukur dengan adanya program penanggulangan kanker payudara dan kanker serviks, walau pun belum merata di seluruh Indonesia.

“Program itu masih belum bisa diimplementasikan di seluruh wilayah Indonesia, mungkin antara lain karena masalah geografis, dan infrastruktur terkait terbatasnya RS layanan kanker di beberapa ibu kota provinsi, budaya, ekonomi dan faktor lainnya,” ungkap Aryanthi.

Selaku penyintas kanker, Aryanthi mengimbau masyarakat untuk mencegah kanker, antara lain dengan melakukan pola hidup sehat, cek kesehatan berkala, hindari asap rokok, rajin olahraga teratur dan terukur, diet seimbang, istirahat cukup dan kelola stress.

Kalau ada gejala dan keluhan, upayakan segera berobat secara medis ke dokter.

“Khusus untuk para penyintas kanker yang sedang berobat di masa pandemi Covid-19, tetap lanjutkan pengobatannya sesuai jadwal pengobatan dan anjuran dokter. Jangan tunda, tapi tetap harus patuhi protokol kesehatan,” pungkasnya.(rid/dfn)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs