Jumat, 22 November 2024

Pasar Asia Bersiap Menguat Ketika Investor Ritel Menyerbu Perak

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Ilustrasi. Warga memotret layar yang menampilkan infornasi pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. Foto: Antara

Pasar Asia tampaknya bersiap untuk awal yang sedikit lebih kuat pada Selasa (2/2/2021), ketika pasar global menghadapi minggu yang kacau lagi dengan investor ritel memperluas duel mereka dengan Wall Street ke komoditas dan melambungkan harga perak.

Antara melaporkan, pada awal perdagangan Asia, indeks acuan S&P/ASX 200 Australia terangkat 0,81 persen dan KOSPI Korea Selatan naik 0,79 persen, menambah reli di sesi sebelumnya. Indeks berjangka Nikkei Jepang naik 0,6 persen dan indeks berjangka Hang Seng Hong Kong turun 0,1 persen.

Indeks berjangka E-mini untuk S&P 500 naik tipis 0,07 persen di awal perdagangan.

Investor institusi masih mempertimbangkan hiruk-pikuk investor ritel yang telah mendorong GameStop Corp dan apa yang disebut saham-saham meme dalam beberapa sesi terakhir bertentangan dengan fundamental keuangan mereka.

Pada Senin (1/2/2021) investor amatir yang telah mengatur di situs media sosial seperti Reddit dan Twitter, mengarahkan pandangan mereka pada perak, meningkatkan saham-saham pertambangan di seluruh dunia dan mengirim diler logam mulia berebut untuk mendapatkan batangan dan koin untuk memenuhi permintaan.

Harga perak melonjak 6,3 persen setelah mencapai puncak delapan tahun selama perdagangan Senin (1/2/2021), sementara emas spot naik 0,8 persen menjadi 1.860,93 dolar AS per ounce. Emas berjangka AS ditutup naik 0,7 persen menjadi 1.863,90 dolar AS.

Saham-saham AS juga menguat setelah aksi jual minggu lalu yang dipicu oleh keuntungan perusahaan teknologi dan pertambangan.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 229,29 poin atau 0,76 persen menjadi 30.211,91 poin, S&P 500 naik 59,62 poin atau 1,61 persen menjadi 3.773,86 poin dan Komposit Nasdaq bertambah 332,70 poin atau 2,55 persen menjadi 13.403,39 poin.

Indeks dolar naik 0,37 persen terhadap sekeranjang mata uang laonnya ke level tertinggi enam minggu di 90,955 dalam perdagangan sore hari, didorong bukti yang menunjukkan pemulihan lebih kuat dari pandemi virus corona di Amerika Serikat daripada negara-negara lain.

Imbal hasil obligasi AS tertekan turun oleh ekspektasi pinjaman yang lebih rendah untuk mendanai langkah-langkah stimulus ekonomi setelah Partai Republik meluncurkan proposal balasan mereka untuk rencana stimulus Presiden Joe Biden sebesar 1,9 triliun dolar AS dengan kurang dari sepertiga dari pendanaan.

Imbal hasil obligasi AS 10-tahun terakhir turun 2,5 basis poin menjadi 1,0689 persen.

Imbal hasil surat utang dua tahun, biasanya merupakan indikasi ekspektasi suku bunga, terakhir di 0,1113 persen dan diperdagangkan serendah 0,107 persen, sedikit di atas terendah sepanjang masa di 0,105 persen yang dicapai pada Mei.

Minyak mentah Brent naik 2,4 persen menjadi 56,35 dolar AS per barel. Minyak mentah AS naik 2,6 persen menjadi 53,55 dolar AS terangkat turunnya persediaan dan meningkatnya permintaan bahan bakar ketika badai salju besar-besaran di Northeast Amerika Serikat menopang harga.(ant/iss/lim)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
26o
Kurs