Pelaksanaan pembelajaran secara daring atau virtual yang sampai saat ini masih harus terus dilakukan, seiring belum tuntasnya pandemi Covid-19, ternyata punya dampak psikologis terhadap anak. Untuk itu butuh keterlibatan orang tua guna menjaga psikologis anak agar tetap terjaga dan tetap sehat.
Andini Dwi Arumsari S.Psi., M.Psi., Psikolog Anak dari Universitas Narotama Surabaya membenarkan bahwa dampak tersebut memang tidak sama pada masing-masing anak dengan latar belakang ekonomi dan sosial yang berbeda-beda. Masing-masing anak akan mengalami gangguan yang berbeda juga sebagai dampak atas pembelajaran yang dilakukan tanpa saling bertemu tersebut.
“Dampak itu pasti muncul lantaran proses pembelajaran yang dilakukan secara daring tanpa saling bertemu dan hanya bertemu melalui layar gadget tersebut akan membuat anak menjadi bosan. Belum lagi jika ditambah dengan keterbatasan perangkat dan elemen pendukung lainnya, seperti keterbatasan kuota internet yang cepat atau lambat juga akan menjadi kendala bagi anak saat harus belajar secara daring,” terang Andini Dwi Arumsari.
Rasa bosan karena hanya melihat atau bertemu dengan teman melalui layar gadget atau laptop menjadikan kendala ketika anak sudah terbiasa bertemu dengan teman-teman sekolah dan para guru mereka secara langsung. “Anak akan terus menerus menghadapi layar laptop maupun gadget saat belajar dan itu hampir setiap hari dilakukan. Terbayang bagaimana rasa bosan itu. Karena tidak bisa bergaul dan bermain langsung,” tegas Andini Dwi Arumsari.
Bagaimana dengan anak-anak yang berasal dari latar belakaang ekonomi dan sosial yang mapan? Andini sapaan Andini Dwi Arumsari menegaskan bahwa merekapun juga akan mengalami dampak psikologis. “Meskipun secara perangkat atau fasilitas untuk belajar daring tercukupi, tetapi secara psikologis mereka juga akan mengalami kebosanan. Ini yang musti dijaga,” ujar Andini yang juga Dekan Fakultas Psikologi Universitas Narotama Surabaya.
Pada kondisi atau situasi seperti sekarang ini, ketika pandemi Covid-19 masih berlangsung dan berbagai hal mengalami perubahan-perubahan termasuk untuk sekolah juga ikut berubah, maka peran orang tua juga sangat dibutuhkan agar anak-anak tetap bisa belajar dengan nyaman seperti saat sebelum pandemi terjadi. Orang tua diharapkan ikut menjaga kondisi psikologis anak.
Isa Anshori Sekretaris Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jawa Timur ikut berkomentar bahwa pembelajaran daring jangan sampai terkesan hanya sekedar merubah proses pembelajaran yang sebelumnya dilaksanakan di ruang kelas hanya dipindahan ke rumah. Cepat atau lambat, hal ini akan berpengaruh pada kondisi psikologi anak yang masih punya anggapan bahwa sekolah itu bertemu teman dan guru di ruang kelas.
“Psikologi anak tetap wajib dijaga. Jangan sampai sekolah yang dulu dilakukan di ruang-ruang kelas itu lalu di pindahkan ke rumah tanpa melakukan perubahan-perubahan mendasar terkait dengan lingkungan yang juga berubah. Ini yang terjadi saat ini. Padahal ketika lingkungan berubah maka sebenanrnya proses pembelajaran juga harus berubah,” terang Isa Anshori, Senin (1/2/2021).
Materi pembelajaran yang mendukung pembelajaran daring, lanjut Isa sepertinya memang dibutuhkan agar siswa tetap belajar dengan nyaman meskipun proses pembelajaran yang dilakukan berubah. “Belajar daring boleh saja dilakukan. Tetapi proses penyampaian materinya memang harus diadaptasi, agar menyenangkan dan belajar jadi menyenangkan. Jangan sampai malah membuat anak terpaksa saat belajar. Peran orang tua juga dibutuhkan,” tegas Isa Anshori yang juga pemerhati pendidikan.(tok/iss/lim)