Sabtu, 23 November 2024

PDEI: Tempat Pengungsian Jangan Sampai Jadi Klaster Baru Covid-19

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Warga berkumpul di barak pengungsian Purwobinangun, Pakem, Sleman, D.I Yogyakarta, Rabu (27/1/2021). Foto: Antara

Bencana alam yang terjadi di sejumlah daerah dalam beberapa pekan terakhir, memaksa masyarakat yang tekena imbas untuk sementara waktu tinggal di tempat pengungsian.

Banyaknya orang yang berkumpul di tempat pengungsian, berpotensi menjadi klaster baru penyebaran Covid-19.

Menanggapi hal itu, Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI) mengingatkan seluruh pihak terkait yang menangani pengungsian, benar-benar memperhatikan protokol kesehatan.

Mahesa Paranadipa Maikel Wakil Ketua Umum PDEI mengatakan, tempat pengungsian yang layak harus memenuhi sejumlah persyaratan.

Antara lain, pengaturan sirkulasi udara, tersedianya fasilitas tempat cuci tangan, dan penerapan protokol kesehatan ketat.

“Hal itu untuk meminimalisir adanya penularan Covid di klaster pengungsian korban bencana alam. Protokol kesehatan di lokasi pengungsian bencana yang perlu diperhatikan oleh para pemangku kebijakan dan para relawan penanggulangan bencana serta masyarakat korban bencana,” ujarnya di Jakarta, Sabtu (30/1/2021).

PDEI juga meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah mau pun nasional memfasilitasi pemeriksaan kesehatan di lokasi pengungsian.

Dengan begitu, pengungsi yang mengalami gangguan kesehatan bisa langsung diperiksa. Kalau kondisi kesehatannya mengarah pada ‘suspect Covid’ maka harus dilakukan test swab antigen atau PCR.

“Kalau ada pengungsi yang  terkonfirmasi Covid-19, BPBD harus segera melakukan penelusuran, untuk mencegah penularan besar di lokasi pengungsian,” tegasnya.

Sekadar informasi, Badan Nasional Penangggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 236 kejadian bencana alam di Tanah Air dari tanggal 1 Januari sampai 28 Januari 2021.

Akibat bencana alam seperti gempa bumi, banjir, dan tanah longsor, ada sekitar 1,5 juta orang yang harus mengungsi, 193 orang meninggal dunia, 10 orang hilang, dan 3.655 orang mengalami luka-luka.(rid/tin/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs