Jumat, 22 November 2024
OPOP Jawa Timur

Pesantren Yatim Himmatun Ayat, Berdayakan Santri dengan Bertani Hidroponik

Laporan oleh Anggi Widya Permani
Bagikan
kegiatan bertani hidroponik yang dilakukan Pesantren Yatim Himmatun Ayat Surabaya. Foto: Suara Surabaya Media

Pandemi Covid-19 sepertinya banyak mengubah kebiasaan orang hingga menciptakan hobi baru. Misalnya saja tren bunga hias, budidaya ikan, hingga menanam dengan cara hidroponik seperti yang dilakukan santri di Pesantren Yatim Himmatun Ayat Surabaya.

Budi Hartoyo Ketua Pesantren Yatim Himmatun Ayat mengatakan, berawal dari kegiatan berjemur untuk meningkatkan imun di saat pandemi ini, yang kemudian muncul ide untuk mengembangkan hidroponik dan memanfaatkan lahan di tempatnya.

“Pandemi ini kita agak fokus ke pertanian termasuk hidroponik itu. Di kota ini untuk cari lahan luas itu sulit, dan kita ada lahan seadanya. Dan corona ini membuat kita harus sering berjemur. Nah, berjemur kita supaya manfaat gimana. Kita berkegiatan hidroponik itu sambil berjemur dan alhamdulillah dapat apresiasi dari Kemenag,” ujarnya kepada Radio Suara Surabaya.

Demikian halnya melalui program OPOP Jatim juga diharapkan mampu meningkatkan semangat usaha di kalangan pesantren.

Budi Hartoyo Ketua Pesantren Yatim Himmatun Ayat. Foto: Suara Surabaya Media

Saat ini sudah banyak tanaman hidroponik di lahannya, yang ia kembangkan bersama santrinya. Seperti bayam brazil, sayur kangkung, dan sayur sawi, yang dipanen setiap 25 hari sekali. Per kilonya bisa mencapai Rp 20.000.

Selain tanaman hidroponik, usaha lainnya yang sudah berjalan adalah menjual lele.

“Permintaannya banyak lele itu. Dulu yang jualan hanya 1 tempat, sekarang kita bisa 3 pasar. Sehingga yang lele ini, setiap habis subuh mereka (santri, red) berangkat ke pasar dan sudah bisa mandiri,” kata dia.

Ayah Budi, begitu para santri Himmatun Ayat Surabaya memanggilnya. Rasa kekeluargaan terasa di lingkungan pondok pesantren tersebut. Selain belajar, kegiatan para santri juga diisi dengan berwirausaha.

Tentu bukan tanpa alasan. Budi berharap, kelak santri yang dididiknya itu bisa menjadi sosok yang mandiri.

Lahir dari gerakan sosial, Pesantren Yatim Himmatun Ayat (Himpunan Muslim Penyantun Anak Yatim Anak Terlantar) menjadikan pesantren ini khusus dan berbeda dengan yang lainnya. Ragamnya latar belakang para santri, kata dia, menjadi tantangan dan kesempatan untuk melatih mereka mandiri lewat berwirausaha.

Terbukti di depan Pesantren Himmatun Ayat yang berlokasi di Dukuh Kupang Surabaya itu, di bagian depannya ada usaha kuliner. Termasuk tanaman hidroponik, yang saat ini tengah dikembangkan.

“Jadi yang pertama sebenarnya mandiri, sikap mentalnya. Karena mereka dari latar belakang ekonomi yang ke bawah. Justru yang banyak ketika ada pesanan untuk media hidroponiknya itu. Makanya kalau dilihat di sini ada yang bisa gergaji, nukang, ngelas, buat pagar. Karena mereka punya keterampilan teknis,” ujarnya. (ang/lim)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
32o
Kurs