Jika tren pernikahan 2020 terinspirasi dari “Reflections of the Sea” yakni palet warna lautan dan bentuk-bentuk organik khas biota laut, maka tahun ini akan ada yang berbeda.
Pihak Bridestory memprediksi tren pernikahan 2021, yakni “A Bright New Season” yang mengusung warna-warna cerah, seperti rona kuning, biru muda, dan ungu kemerahmudaan.
Palet terang dan unik dipercaya akan menjadi daya tarik tersendiri jika digabungkan. Ada visual kontras namun estetik yang dihasilkan untuk merepresentasikan dua pribadi berbeda bersatu dalam ikatan cinta. Atmosfernya yang playful bisa disimbolkan sebagai awal sebuah perjalanan baru yang dibingkai dengan optimisme.
Menurut pihak Bridestory, tren pernikahan 2021: A Bright New Season sejalan dengan tren warna 2021 yang baru saja dirilis Pantone, yaitu Illuminating atau sebuah warna turunan dari rona kuning terang. Moodboard warna ini akan memesona ketika diaplikasikan ke dalam konsep pernikahan outdoor, di mana hal ini akan semakin banyak diminati. Venue berlatar alam maupun taman, lengkap dengan sinar matahari yang mengintip syahdu akan terlihat harmonis dengan warna-warna cerah tersebut.
“Untuk pembukaan awal tahun 2021 ini Bridestory memperkenalkan tren pernikahan bertajuk ‘A Bright New Season’ dengan harapan memberikan suasana yang positif dengan mengusung permainan warna yang cerah dalam tampilan modern,” ungkap Ayunda Wardhani VP of Marketing Bridestory seperti yang dilansir Antara, Kamis (21/1/2021).
Mewakili Color of the Year rilisan Pantone tahun ini yang menonjolkan palet warna Yellow Illuminating, kami melihat bahwa perpaduannya dengan warna kontras seperti Cyan Blue, Lilac Purple, Sunset Orange dapat merepresentasikan kompleksitas dua pribadi yang akan bersatu. Warna cerah yang dipakai pun diharap dapat mewakili kebahagian kedua calon pengantin dalam memulai perjalanan barunya,”
Dekorasi pernikahan
Moodboard warna cerah bisa diterapkan ke dalam konsep pernikahan modern, tradisional, maupun kontemporer. Terutama untuk pernikahan tradisional, pengantin bisa menonjolkan motif khas adatnya, seperti motif dari tenun-tenun Nusa Tenggara maupun tenun ulos dari Sumatera, sebagai aksen utama di pelaminan. Aplikasi bunga pun menjadi tidak terbatas karena permainan rona yang vibran menjadi kuncinya.
Busana pengantin
Potongan busana yang dinamis akan mengimbangi tema vibran tren A Bright New Season. Materi chiffon atau kain sutra ringan dinilai akan menjadi pilihan yang tepat, sekaligus memberi kesan elegan pada sang pengantin perempuan. Untuk tampilan pengantin yang modern, pesona timeless bisa diwujudkan dengan model busana drapery maupun lipitan dengan aksesori bertabur mutiara dan veil.
Bagi calon pengantin yang akan mengusung pernikahan adat dengan konsep kontemporer, Bridestory merekomendasikan paduan bordir dan motif ornamental keemasan untuk mewakili kesan etnik yang anggun.
Makeup pengantin
Untuk menyeimbangkan elemen-elemen cerah pada dekorasi, riasan pengantin yang didominasi oleh sentuhan metalik, seperti emas dengan aplikasi yang lembut, bisa menjadi pilihan. Pewarna bibir yang kemerahmudaan dengan sentuhan warna peach, serta bubuhan berkilau pada pipi bisa menjadi pilihan riasan ketika Anda mengenakan gaun pengantin impian.
Tatanan rambut French twist yang modern sangat cocok jika disandingkan dengan tiara maupun veil. Bagi calon pengantin tradisional, bisa menyempurnakan tampilan dengan pulasan warna emas, terracotta, dan oranye kecoklatan, serta sanggul rendah yang dipercantik dengan aksesori etnik.
Undangan pernikahan
Warna kuning cerah membuat desain undangan pernikahan terlihat sangat istimewa. Jangan takut untuk bereksplorasi dengan bentuk-bentuk organik serta memadupadankannya dengan warna vibran lainnya. Permainan warna yang serba lincah ini bisa diseimbangkan dengan amplop transparan dan warna putih pada tulisan untuk sentuhan modern.
Belajar dari 2020
Pihak Bridestory mengungkapkan, hasil survei pada lebih dari 20.000 pengantin dan calon pengantin, baik yang sedang dalam tahap perencanaan maupun sudah melangsungkan pernikahan mereka di tahun 2020.
Hasil survei menunjukkan, pada calon pengantin yang merencanakan pernikahan di tengah situasi pandemi Covid-19 terlihat adanya perubahan perilaku saat merencanakan pernikahan mereka.
Sebagai bentuk adaptasi dari tantangan ini, para calon pengantin pun memilih untuk menjalankan pesta pernikahan secara intimate dan berskala kecil.
Selain harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan memperkecil skala acara, para calon mempelai juga harus mempersingkat durasi dengan menyederhanakan agenda acara mereka.
Temuan lainnya, sebanyak 32 persen responden merencanakan pernikahannya lebih cepat, yaitu hanya dalam kurun waktu kurang dari 3 bulan. Hal ini berbeda dengan kebiasaan di masa pra-pandemi, yang umumnya melewati proses wedding planning berbula-bulan.
Di sisi lain, kebijakan ini ternyata memiliki sisi positif karena anggaran pernikahan dapat dialokasikan untuk hal lain. Budget yang sudah ada dapat dialokasikan sebanyak 30 persen untuk mengirimkan suvenir atau hampers ke para undangan dan 15 persen di antaranya untuk dekorasi dan busana pengantin.
Terakhir, mayoritas responden tetap menggelar acara pernikahannya dengan menjadikan tes kesehatan syarat wajib bagi vendor, tamu dan keluarga yang hadir.(ant/tin/ipg)