Dalas (40 tahun) pemilik toko di Jalan Raya Sedati Kilometer 2, Desa Wedi, Kecamatan Gedangan yang acap kali tergenang ketika hujan turun dengan intensitas tinggi.
“Apalagi bentuk jalannya kayak perahu. Agak cekung. Drainasenya kurang bagus. Makanya air ga bisa ngalir ke sungai,” katanya kepada suarasurabaya.net, Minggu (18/1/2021).
Dalas bilang, kurang lebih sekitar tiga atau empat bulan lalu, jalan ini sebenarnya sudah sempat diaspal. Seiring pergantian musim, jalan mulai berlubang.
“Apalagi yang lewat truk-truk besar. Kontainer, trailer. Kayaknya aspalnya tipis. Sempat ditambal lagi. Tapi, ya, sia-sia. Tetap aja berlubang,” katanya.
Hanafi, salah satu warga yang turut mengatur lalu lintas kendaraan di jalan yang berlubang justru bilang, jalan ini seringnya hanya ditambal dengan sirtu ditumpuk aspal.
“Cuma sirtu terus diaspal. Jadi kalau lubang sedikit saja, merantak (semakin banyak). Mestinya, kan, diganti pakai makadam dulu baru diaspal,” katanya.
Hanafi yang warga Desa Wedi bekerja serabutan. Kalau ada waktu luang, dia turut membantu mengatur lalu lintas, supaya kendaraan yang lewat tidak terjebak lubang.
“Kasihan kalau tidak diatur. Iya, banyak mobil-mobil yang mancep (terjebak lubang). Apalagi kalau pas hujan deras,” ujarnya.
Soal drainase, seiring banyaknya perusahaan mendirikan pabrik di kawasan ini, Hanafi bilang, saluran buangan yang seharusnya mengalir ke Kali Tengah mampat.
Dulu, kata dia, di sisi selatan jalan, seberang sungai, ada aliran kecil yang mengalir ke Kali Tengah. Sungai itu ada di sela-sela pabrik yang juga berada di kawasan ini.
Karena sungai yang mengalir ke Kali Tengah itu tidak berfungsi, air di drainase terjebak, meluber dan menggenangi jalan raya. Terutama di musim hujan.
“Dulu ada petugas DPU yang ngontrol ke lapangan. Sejak ganti presiden, setelah Pak Harto, sudah tidak ada yang mengontrol. PT-PT itu ya enggak mau mengurus,” ujarnya.
Sementara itu, pihak Desa saat ini juga tidak bisa berbuat apa-apa. Selain menurutnya, Jalan Raya Sedati Kilometer 2 ini merupakan wewenang kabupaten, Kepala Desa Wedi yang terpilih juga belum dilantik.
“Ya, maaf, kalau saya salah. Tapi setahu saya jalan ini wewenang kabupaten. Kalau Desa wewenangnya yang ada di lingkungan desa. Kan enggak bisa pakai dana desa,” katanya.
Sekadar mengingatkan, 11 Januari lalu, sebuah truk memuat kayu terperosok dan terguling ke sungai di Jalan Raya Sedati Kilometer 2 ini karena menghindari lubang.
Warga setempat, seperti Dalas, juga Hanafi, tidak jarang menjumpai kendaraan roda empat terjebak lubang saat jalan tergenang. Terutama mobil ukuran kecil.
Cukup sering pula pengendara sepeda motor yang jatuh karena terperosok ke lubang yang tidak terlihat karena genangan. Warga setempat berharap, ada solusi mengenai masalah ini.(den/lim)