Banjir akibat hujan intensitas tinggi dan jebolnya tanggul Sungai Gladak Putih dan tanggul Sungai Curahnongko Jember masih mengkhawatirkan meski sudah mulai surut.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur masih memfokuskan penanganan warga terdampak di sana.
Satriyo Nurseno Kepala Seksie Kedaruratan BPBD Jatim mengatakan, ada dua tenda pengungsian yang sudah didirikan sebagai tempat bernaung warga terdampak.
Banjir di Jember sempat membuat permukiman warga, terutama di Kecamatan Tempurejo dan Ambulu, terendam air setinggi 40 sentimeter sampai dua meter.
BPBD Jatim sudah mengirimkan tim reaksi cepat (TRC) untuk mengevakuasi warga di dua kecamatan itu ke pengungsian dengan menggunakan perahu karet.
“Secara kebutuhan dasar, Jember sudah kami suport. Besok kami rapat lanjutan dengan Sekda, terutama soal penanganan di Jember. Kami fokus di sana,” katanya kepada suarasurabaya.net, Minggu (17/1/2021).
Satriyo menegaskan, status bencana banjir di Jember sudah Tanggap Darurat. Karena itulah BPBD Jatim menaruh atensi besar terkait penanganan dan personel di sana.
“Jember ini, kan, ada pengungsian juga. Sudah ada dua dapur umum berdiri di sana, satu dikelola gabungan Dinsos dan Tagana satu dikelola MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center),” ujar Satriyo.
BPBD bersama Dinas PU Bina Marga Provinsi Jawa Timur juga sudah melakukan antisipasi jebolnya tanggul dua sungai di Jember dengan menyediakan tanggul sementara di karung berisi pasir.
“Informasi dari teman-teman di sana (ketinggian air) sudah mulai surut, sebenarnya. Tapi curah hujan kan masih tinggi, makanya kami tetap stand by,” katanya.
Kesiagaan tim gabungan di Jember, kata Satriyo, berlandaskan pada rilis BMKG yang menyebutkan puncak curah hujan tinggi di wilayah Jatim akan pada Januari sampai Februari mendatang.
TRC BPBD bersama Tagana, juga sejumlah tim dari dinas terkait Provinsi Jatim dan relawan dari sejumlah organisasi telah mendistribusikan sejumlah bantuan untuk warga terdampak.
BPBD Jatim sendiri, menurutnya, sudah mengirimkan bantuan berupa 500 kilogram beras, juga sejumlah alat seputar penanganan banjir seper selimut, sandang, perahu rakit, juga pelampung.
“Bantuan itu sudah kami drop di sana. Besok kami juga akan mengirimkan bantuan lagi ke sana. Kemarin dari Dinas Sosial Provinsi Jatim juga sudah mengirimkan bantuan ke sana,” katanya.
Jawa Timur yang juga merupakan wilayah rawan kebencanaan saat ini juga menghadapi sejumlah bencana lain yang perlu ditangani. BPBD Jatim pun perlu membagi tenaga tim dan peralatan.
Selain di Jember, sebelumnya banjir juga terjadi di Lamongan, Mojokerto, juga di Gresik. Baru-baru ini Gunung Semeru juga kembali erupsi.
“Kami (BPBD) tetap siaga di seluruh kabupaten/kota,” kata Satriyo. (den/ang)