Jumat, 22 November 2024

Jasa Marga: Kenaikan Tarif Tol karena Kompensasi Investasi Tol Porong-Gempol

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Gerbang tol Surabaya-Gempol. Foto: Eddy/Dok. suarasurabaya.net

Kenaikan tarif jalan tol Surabaya-Gempol hingga sekitar 50 persen menyita banyak perhatian masyarakat, terutama mereka yang sehari-hari menggunakan ruas jalan tol tersebut. Menanggapi hal itu, Hendri Taufik GM Jasa Marga Tol Surabaya-Gempol angkat bicara mengenai kenaikan tarif ini.

Menurutnya, kenaikan tarif yang cukup besar dikarenakan kompensasi investasi dalam penambahan ruas tol Porong-Gempol.

Bermula pada tahun 2006 lalu, bencana lumpur Lapindo mengakibatkan terputusnya jalan tol Surabaya-Porong. Alhasil, pemerintah pada saat itu memutuskan untuk merelokasi ruas tol yang terputus tersebut.

“Penyesuaian tarif ini berbeda dengan sebelumnya karena menerapkan pemberlakuan kompensasi atas penambahan investasi ruas Porong-Gempol. Ini kan jalan tol baru karena dulu ada bencana Lapindo, sehingga kita diminta untuk merelokasi,” paparnya kepada Radio Suara Surabaya, Rabu (13/1/2020).

Hingga akhirnya, ruas tol Kejapanan-Porong resmi beroperasi pada Januari 2019 lalu.

Henri menambahkan, sebetulnya rencana penyesuaian tarif sudah diwacanakan sejak 2019 lalu. Namun karena berbagai pertimbangan, akhirnya kebijakan penyesuaian tarif baru diberlakukan saat ini.

“Info awal kenaikan ini kan diatur dalam undang-undang menyebutkan setiap 2 tahun sekali (penyesuaian tarif) karena inflasi. Surabaya-Gempol kalau berdasarkan jadwal rutin harusnya November 2019. Tapi karena berbagai pertimbangan diundur Juni 2020. Tapi digeser lagi dan akhirnya saat ini,” jelasnya.

Landasan hukum yang dimaksud yakni Pasal 48 ayat 3 yang mengatur secara rinci pola penyesuaian tarif tol setiap 2 tahun yang dilakukan oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT):

“Evaluasi dan penyesuaian tarif tol dilakukan setiap 2 (dua) tahun sekali berdasarkan pengaruh laju inflasi.”

Mengenai peningkatan layanan jalan tol, Henri mengatakan, pihak Jasa Marga saat ini tengah fokus untuk meningkatkan layanan di bidang kontruksi. Karena di musim hujan kali ini, banyak jalan berlubang yang harus segera diperbaiki demi kenyamanan pengguna jalan.

“Kita sadari terkait kondisi ‘kekerasan’ (kontruksi) yang membutuhkan effort khusus terkait curah hujan tinggi dan perubahan daya dukung tanah. Ada beberapa lokasi yang sebelumnya kita evaluasi ternyata ada gangguan lubang,” kata Henri.

“Secara khusus layanan di kekerasan ini kita berikan effort khusus ketimbang biasanya, padahal sebelumnya Juli-Desember kami mengadakan perbaikan secara pemeliharaan periodik di jalan, namun karena kondisi hujan butuh penanganan lebih lanjut,” imbuhnya.

Ia menyampaikan, pihak pengelola tol memiliki respon time paling lambat 30 menit. Sehingga jika ada pengguna jalan melaporkan ada gangguan di jalan tol, hal itu sudah harus ditangani paling lambat 30 menit sejak laporan diterima.

Sedangkan untuk pelayanan terkait lalu lintas, lanjutnya, ada 3 tim petugas yang keliling selama 24 jam untuk mengecek kenyamanan dan ketertiban jalan tol.

“Pelayanan terkait lalu lintas, kita berupaya ada observasi petugas. Gangguan perjalanan, kelengkapan sarana prasaranan di jalan tol dan kelengkapan unit-unit pertolongan senantiasa kami tingkatkan,” ujarnya.

Selanjutnya, pihak Jasa Marga juga mengaku akan meningkatkan layanan di bidang transaksi agar lebih efektif dan efisien.

“Transaksi yang kita berlakukan di gerbang-gerbang tol itu senantiasa kita tingkatkan terkait kemudahan bertransaksi. E-payment kita tambah sarana-sarana kemudahan transaksi di gerbang,” tambah Henri.(tin/lim)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs