Co-pilot pesawat NAM Air yang menjadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 Fadly Satrianto akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Keputih di Surabaya setelah jenazahnya teridentifikasi dari sidik jari yang dicocokkan dengan data dari e-KTP.
“Fadly kan dilahirkan di Surabaya. Bahkan ari-arinya ada di sini, di Teluk Penanjung. Memang keinginan kami dimakamkan di sana (Keputih) karena dekat dengan kakak-kakaknya. Neneknya juga ada dimakamkan di daerah situ,” kata Ayahanda Fadly, Sumarzen Marzuki di Surabaya, Rabu (13/1/2021) dilansir Antara.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Surabaya telah menawarkan TPU Keputih untuk dijadikan tempat pemakaman bagi alumnus Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya tersebut.
Sumarzen mengungkapkan Fadly akan dimakamkan di Blok AA TPU Keputih. Sebelum dimakamkan, jenazahnya akan dishalatkan di Masjid Al-Iklas Tanjung Sadari 59 yang tidak jauh dari rumah duka.
Pihak keluarga berencana secepatnya mengambil jenazah tersebut sembari melengkapi berkas-berkas yang diperlukan.
“Tadi kami sudah mengklarifikasi RS Polri yang ada di Kramat Jati, Jakarta. Kami ambil secepatnya. Bisa besok, bisa lusa,” kata Sumarzen.
Meski begitu pihaknya juga menunggu pihak RS Polri di Kramat Jati, Jakarta, terkait proses serah terima jenazah.
“Saya menginginkan kalau bisa diambil pagi-pagi, diterbangkan di sini nanti yang menyiapkan segala sesuatunya perusahaannya NAM Air. Nanti ada prosesi penyerahan dengan teman-teman seprofesinya,” ujarnya.
Setelah diterbangkan dari Jakarta menuju Bandara Juanda, Surabaya, jenazah Fadly akan dibawa ke rumah duka. Keluarga tidak ingin berlama-lama dan menghindari kerumunan, sehingga setelah jenazah disemayamkan sebentar langsung dishalatkan.
Fadly Satrianto menjadi korban saat dirinya sedang menjadi ekstra-kru di pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
Fadly Satrianto teridentifikasi setelah sidik jari telunjuk kanan identik dengan sidik jari yang terdapat dalam data e-KTP.(ant/dfn/lim)