Bambang Suryo Aji Deputi Bidang Operasi Pencarian, Pertolongan dan Kesiapsiagaan Basarnas memperkirakan kedalaman laut di titik jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu sekitar 20-23 meter.
Titik yang diduga jatuhnya pesawat tersebut, kata Bambang, adalah di antara Pulau Lancang dan Laki.
“Kalau saya lihat di peta itu maksimal kedalaman di sekitar pulau Lancang dan Laki itu sekitar 20 sampai 23 meter. Kita belum tahu pasti di mana posisinya,” ujar Bambang dalam konferensi pers di kantor Basarnas, Jakarta, Sabtu (9/1/2021).
Kata Bambang, barang-barang bukti berupa serpihan dan barang lainnya yang ditemukan akan diteliti untuk memastikan apakah benar dari pesawat Sriwijaya Air atau bukan.
“Dan peralatan-peralatan yang ditemukan oleh potensi kita yang ada di lapangan termasuk tim gabungan kita, sekarang menjadikan barang bukti untuk diteliti lebih dalam apakah itu bagian dari pesawat Sriwijaya atau bukan,” jelasnya.
Menurut Bambang, masalah yang dihadapi saat ini adalah masalah pandangan (visibilty) karena malam hari.
“Saat ini personel kita sudah di lapangan, sudah menemukan beberapa bagian dari pesawat. Hambatan yang kita hadapi sekarang ini adalah masalah visibility karena malam hari,” ujar Bambang.
Bambang berharap, malam ini titik koordinat jatuhnya pesawat bisa ditemukan, sehingga besok pagi akan langsung dilakukan pencarian secara maksimal.
“Diharapkan untuk pencarian lokasi dimana jatuhnya pesawat itu. Malam ini akan kita usahakan semaksimal mungkin, sehingga apabila malam ini kita temukan koordinat jatuhnya pesawat, besok pagi kita akan langsung melakukan pencarian secara maksimal,” pungkas dia.(faz/ang)