Membantu keberadaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kerupuk, tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) ITS menciptakan inovasi alat pengering kerupuk otomatis. Terkait perubahan cuaca, alat pengering tersebut dibuat guna meningkatkan produksi kerupuk ikan.
Brian Raafi’u Dosen pembimbing Tim KKN ini menyampaikan bahwa inovasi yang dilakukan timnya ini berawal dari keprihatinan terhadap tidak maksimalnya hasil produksi kerupuk ikan dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Kerupuk Cumi di Desa Wringinputih, Muncar, Banyuwangi.
“Pandemi Covid-19 juga ikut memperburuk keadaan terutama dalam hal pengadaan barang dan akses produksi. Pelaku usaha sempat mengalami keterpurukan akibat pandemi ini,” terang Brian Raafi’u, Jumat (8/1/2021).
Proses pengolahan terutama saat pengeringan kerupuk pun memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap panas matahari. Padahal, sumber pemanas untuk proses pengeringan dapat dibuat secara hemat biaya dengan sentuhan teknologi modern.
“Dan yang pasti dengan sentuhan teknologi modern tersebut dapat mempercepat keringnya kerupuk tanpa memikirkan cuaca yang bisa jadi memang berubah-ubah,” tambah dosen Departemen Teknik Instrumentasi ITS ini.
Bersama Tim KKN yang berasal dari Departemen Teknik Mesin, Departemen Teknik Instrumentasi, dan Departemen Teknik Fisika ini kemudian dikembangkanlah alat pengering kerupuk otomatis dengan menggunakan dan memanfaatkan bahan yang mudah didapat.
“Bahkan alat ini dapat dibuat dari kayu bekas yang tentunya hemat biaya sebagai media pengeringnya,” papar Brian.
Penggunaan kayu bekas tersebut harus dilapisi dengan aluminium foil untuk menjaga tingkat temperatur dan kelembaban pengering kerupuk. Media pengering ini dirancang mudah dibuat oleh masyarakat.
“Nanti dari ITS yang akan menjual sistem kendali otomatis yang dapat dimasukkan dalam mikrokontroler dengan biaya terjangkau,” tambah Brian.
Alat pengering kerupuk otomatis ini juga dibuat dengan menggunakan prinsip pemanfaatan elemen pemanas peltier dengan konversi panas dari lampu pijar melalui sentuhan kendali otomatis pada fan dan sistem penjadwalan.
“Sehingga pemilik usaha Kerupuk dapat memastikan berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengeringkan Kerupuk,” ujar dosen asal Banyuwangi ini.
Teknologi pengukuran suhu dan kelembaban yang dikendalikan secara otomatis juga terdapat pada alat ini. Hal ini dapat berfungsi untuk mereduksi kadar air yang terkandung dalam kerupuk secara otomatis.
Selain itu, instrumen, komponen, dan bahan baku yang juga sangat mudah dicari oleh masyarakat menjadi keunggulan alat ini.
“Kotak pengering, elemen pemanas, dan sensor yang digunakan sangat mudah ditemukan karena sering digunakan di kehidupan sehari-hari,” kata Brian.
Pengembangan alat ini ke depannya, lanjut Brian adalah dengan meningkatkan kendali sistem pengering yang jauh lebih cepat dan stabil. Juga akan ada penambahan implementasi menggunakan teknologi internet of things (IoT) yang dapat dijangkau oleh UMKM. (tok/ang)