Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta hari ini berpotensi melemah, dibayangi kebijakan pengetatan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jawa-Bali.
Pada pukul 09.36 WIB, rupiah melemah 25 poin atau 0,18 persen ke posisi Rp13.920 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp13.895 per dolar AS.
“Dari eksternal, Partai Demokrat yang hampir dipastikan menguasai senat bakal memberi tekanan ke dolar AS karena prospek stimulus AS yang lebih besar bisa digulirkan dengan mudah oleh Pemerintah Biden,” kata Ariston Tjendra Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures di Jakarta, Kamis (7/1/2021) dilansir Antara.
Partai Demokrat memenangkan satu perlombaan Senat AS di Georgia dan memimpin dalam perlombaan lainnya pada Rabu (6/1/2020), semakin dekat mengungguli kubu Republik yang akan memberi mereka kendali atas Kongres dan kekuatan untuk memajukan tujuan kebijakan Presiden terpilih Joe Biden.
Analis umumnya memperkirakan senat yang dikendalikan Demokrat menjadi positif untuk pertumbuhan ekonomi secara global dan dengan demikian bagi sebagian besar aset berisiko, tetapi negatif untuk obligasi dan dolar karena anggaran AS dan defisit perdagangan semakin membengkak.
Kendati demikian, kebijakan pengetatan pembatasan pergerakan di Jawa-Bali dari 11 hingga 25 Januari 2020 dapat menekan nilai tukar.
“Di sisi lain rencana PSBB di Jawa Bali bisa memberi tekanan ke rupiah karena kebijakan ini berpotensi melambatkan pertumbuhan ekonomi Tanah Air,” ujar Ariston.
Ariston memperkirakan pada akhir tahun rupiah bergerak di kisaran Rp13.850 per dolar AS hingga Rp13.950 per dolar AS.
Pada Rabu kemarin, rupiah ditutup menguat 20 poin atau 0,14 persen ke posisi Rp13.895 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp13.915 per dolar AS.(ant/dfn/lim)