Sabtu, 23 November 2024

Mengenal Cara Vaksin Bekerja di Dalam Tubuh

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Simulasi vaksin Covid-19 di RSI Jemursari, Surabaya, pada Jumat (18/12/2020). Foto: Humas Pemprov Jatim

Dr. dr. M. Atoillah Isfandiari, M.Kes Wakil Dekan II FKM Universitas Airlangga Surabaya mengatakan, pada prinsipnya, sistem kerja vaksin meniru cara kerja virus.

“Virus atau bakteri kalau menginfeksi seseorang akan memicu tubuh menghasilkan antibodi untuk melawan virus. Prinsip itu ditiru dengan vaksin,” kata dokter Ato.

Memasukkan vaksin ke dalam tubuh, prinsipnya sama dengan memasukkan sesuatu berupa virus yang sudah dilemahkan sebelumnya, virus tiruan atau sintetik atau bahkan virus yang dimatikan ke dalam tubuh. Dengan harapan tubuh dapat mengenalinya sehingga tubuh akan membentuk antibodi.

“Dan antibodi diharapkan akan dibentuk tubuh dalam waktu cukup lama, sehingga suatu saat ketika ada virus beneran masuk ke tubuh, gak pake lama langsung mengeluarkan antibodi untuk melawan virus sehingga yang bersangkutan gak sakit dulu,” bebernya saat mengudara di Radio Suara Surabaya, Minggu (3/1/2021).

Sedangkan terkait ketahanan vaksin di dalam tubuh, menurutnya, erat kaitannya dengan efikasi vaksin itu sendiri. Ia mencontohkan, semisal vaksin memiliki efikasi 70 sampai 74 persen.

“Efikasi 70-74 persen artinya bukan berarti orang yang divaksin menghasilkan kekebalan sebesar 70-74 persen. Tapi misalnya dari 100 orang yang divaskin, maka 70-74 di antaranya berhasil membuat antibodi sedangkan 30 sisanya termasuk kelompok rentan,” imbuhnya.

Idealnya setelah program vaksinasi harus ada virus survey berupa pemeriksaan darah untuk mendeteksi apakah antibodi sudah terbentuk atau tidak. Pemilihan vaksin, kata Ato, juga dipilih yang efikasinya tinggi sehingga probabilitas menciptakan kekebalan tubuh juga tinggi.

Sejauh ini, ada tiga macam vaksin yang sudah ditemukan untuk Covid-19. Pertama, vaksin rekombinan atau sintetis, jenis kedua berasal dari virus yang dimatikan, dan yang ketiga berasal dari virus covid yang dilemahkan. Tiga jenis vaksin inipun diproduksi produsen yang berbeda-beda.

“Bagi yang menerima vaksin dari jenis virus yang dilemahkan, tentu syaratnya kondisi tubuh harus bagus, kalau tidak bagus ada kemungkinan terjadinya infeksi covid yang mungkin lemah, karena virusnya dilemahkan,” jelasnya.

“Tapi bagi yang pengguna vaksin rekombinan atau vaksin yang dimatikan, insyaallah kemungkinan (infeksi) itu tidak terjadi karena virusnya yang dimasukkan ke dalam tubuh sudah mati,” lanjutnya.

Ato mengatakan, siapapun bisa mendapat vaksin. Namun berdasarkan studi klinis yang dilakukan sebelumnya, vaksin tidak melibatkan anak di bawah 18 tahun. Nantinya program vaksinasi di Indonesia, tidak termasuk anak sekolah di bawah 18 tahun.(dfn/tin)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs