Jumat, 22 November 2024

Gubernur Belum Putuskan Pembelajaran Tatap Muka di Jatim

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur. Foto: Humas Pemprov Jatim

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur mengaku belum akan memberlakukan sekolah atau pembelajaran tatap muka (PTM) di Jatim sesuai dengan rencana pemerintah menggelar PTM pada awal 2021.

Sebagaimana diketahui, pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berencana membuka sekolah pada Januari 2021 ini tapi menyerahkan keputusan kepada daerah.

Khofifah Gubernur Jatim menyatakan, untuk sementara ini sekolah tatap muka belum akan dilakukan karena situasi Covid-19 di Jawa Timur belum terkendali dengan jumlah kasus yang meningkat signifikan.

“Sekolah belum. Jadi tetap satu, satu, satu. Satu SMK, satu SMA, satu SLB. Masuk 25 persen. Yang sekarang berjalan, tiga jam pelajaran tanpa istirahat, tanpa kantin buka,” ujarnya, Jumat (1/1/2021).

Penetapan kebijakan satu, satu, satu itu merupakan kebijakan uji coba sekolah tatap muka sebagaimana tertuang dalam Surat Edaran (SE) Gubernur Jatim tertanggal 9 Agustus 2020 lalu.

Dalam SE nomor 420/11350/101.1/2020 itu, penerapan uji coba pembelajaran tatap muka memang hanya terbatas untuk jenjang SMA/SMK/SLB yang mana uji coba sudah dimulai sejak 18 Agustus 2020 lalu.

Sebelumnya, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur sedang mengkaji kemungkinan untuk menunda pelaksanaan sekolah tatap muka bila kasus Covid-19 masih tinggi pada Januari ini.

Wahid Wahyudi Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur menyatakan, Pemprov Jatim bukan berpedoman pada bulan pelaksanaan sekolah tatap muka seperti rencana pemerintah pusat.

Apakah Januari atau Februari pelaksanaan pembelajaran tatap muka akan dilaksanakan di Jawa Timur? Wahid menegaskan, Pemprov Jatim masih akan melihat kondisi dan situasi kasus Covid-19 di bulan itu.

“Pegangan kami untuk pelaksanaan sekolah tatap muka kondisi Covid-19 di daerah. Kalau kondisinya belum memungkinkan, Jatim akan lebih dulu menunda pelaksanaannya,” ujarnya, beberapa waktu lalu.

Pemprov Jatim saat ini masih melakukan format PTM sesuai dengan uji coba yang dilaksanakan sejak 18 Agustus lalu. Masing-masing kabupaten/kota hanya ada satu SMA, satu SMK, dan satu SLB saja.

Dalam penerapannya, kelas yang seharusnya bisa diisi 36 orang siswa hanya diisi antara 18 sampai 19 siswa saja atau 50 persen. Itu pun untuk sekolah di zona hijau. Padahal, di Jatim sekarang tidak ada zona hijau.

Untuk daerah dengan risiko penularan ringan (kuning) dan sedang (oranye), setiap sekolah yang tatap muka hanya boleh dihadiri 25 persen dari total siswa. Sekolah hanya berlangsung tiga jam tanpa istirahat.

Meski demikian, Dindik Jatim sempat mengkaji kesiapan sekolah untuk tatap muka. Wahid Wahyudi menegaskan sebenarnya sekolah di Jatim siap menggelar tatap muka pada Januari.

Artinya, semua sarana dan prasarana yang disyaratkan dalam menggelar sekolah tatap muka baik di sekolah negeri maupun swasta sudah di Jatim sudah siap SOP juga sudah ada, termasuk koordinasi dengan faskes.

Perlu diketahui, selain tidak satu pun kabupaten/kota di Jatim yang dinyatakan nol kasus baru selama 14 hari (zona hijau), penambahan kasus harian di Jatim juga masih mengkhawatirkan.

Buktinya, Kamis (31/12/2020) kemarin, jumlah kasus baru di Jatim mencapai kondisi tertinggi yang belum pernah dialami sejak terkonfirmasinya kasus pertama Covid-19 di Jatim pada Maret 2020 silam.

Ada sebanyak 935 orang di Jatim yang pada hari itu dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19.(den/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs