Ciptakan aplikasi Anti Covid, yang menawarkan perlindungan diri dari Covid-19, tiga mahasiswa ITS, Rosalia Kurniasari, Belinda Kezia Purwanto, dan M. Dinandya Hendrico yang tergabung dalam Tim Hore, bekerja sama dengan tenaga medis dan relawan.
Satu diantara fitur unggulan aplikasi Anti Covid ini adalah layanan rapid test yang dapat dilakukan dari rumah. Rosalia Kurniasari biasa disapa Rosa ketua tim menjelaskan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia masih belum memenuhi aturan protokol kesehatan dan tidak paham mengenai prosedur rapid test.
Masyarakat juga masih banyak yang takut untuk melakukan rapid test di rumah sakit. “Karena melihat kemungkinan terjangkit virus Covid-19 di rumah sakit sangat tinggi,” terang Rosa.
Padahal, lanjut Rosa di era new normal ini banyak kepentingan yang membutuhkan hasil rapid test, misalnya saat akan menaiki kendaraan umum seperti kereta. Maka dari itu, tim Hore menyediakan fitur seperti layanan rapid test dari rumah. “Sehingga masyarakat itu tidak perlu khawatir terkena virus Covid-19 dari rumah sakit,” tambah mahasiswa Departemen Teknik Kimia ini.
Ketika pengguna telah melakukan rapid test maka hasilnya dapat diunduh melalui aplikasi. Apabila pengguna dinyatakan positif, maka pasien akan diberi peringatan isolasi mandiri yang akan diawasi oleh tenaga kesehatan selama 14 hari sesuai dengan aturan yang ada.
Selain itu, menurut Rosa, ada beberapa fitur lain yang ditawarkan, seperti pengguna dapat melakukan konsultasi terkait Covid-19 secara daring dengan tenaga medis. “Pengguna juga dapat mengetahui berita kesehatan terbaru khususnya mengenai info Covid-19,” ujar Rosa mahasiswi angkatan tahun 2019.
Aplikasi Anti Covid ini, tambah Rosa juga dapat membantu mencegah penularan dengan social distancing. Karena aplikasi ini dilengkapi dengan sistem director finding, sehingga mampu melacak lokasi pengguna. Apabila terdapat dua pengguna atau lebih dalam jarak berdekatan, maka akan muncul notifikasi berupa peringatan untuk saling berjaga jarak satu sama lain.
Teknologi yang digunakan untuk melacak lokasi pengguna yaitu menggunakan fitur Bluetooth 5.1 dengan dilengkapi BLE (Bluetooth Low Energy), sehingga tidak banyak menguras baterai ponsel. Selain itu, aplikasi berbasis mobile ini dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan framework JQuery Mobile.
Ide ini diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi aplikasi yang sebenarnya. Sehingga dapat membantu melindungi dan mengedukasi masyarakat. Lalu untuk mempermudah pelayanan kesehatan, apalagi di masa pandemi era new normal seperti sekarang ini.
“Tetap saja, semua ini juga perlu dukungan dari semua pihak berupa kesadaran seluruh masyarakat akan pentingnya mematuhi dan melaksanakan protokol kesehatan (prokes) yang berlaku,” pungkas Rosa, Rabu (30/12/2020).(tok/tin/iss)