dr. Gatot Soegiarto SpPD-KAI, Tim Satgas Covid-19 Jatim menjelaskan beberapa alasan mengapa Pemerintah Indonesia mengembangkan vaksin Sinovac buatan China untuk tahap awal vaksinasi di Indonesia nantinya.
Salah satu alasannya, karena Sinovac merupakan vaksin yang lebih dulu melalui beberapa uji klinis dibanding vaksin lainnya. Ini dikarenakan kasus Covid-19 pertama kali ditemukan di China, khususnya di Wuhan, sehingga pengembangan vaksin asal Tiongkok itu dianggap lebih dulu melakukan uji klinis dibanding vaksin lainnya.
“Sebenarnya vaksin Sinovac ini yang lebih awal uji klinis, maka atas pertimbangan itu pemerintah menjalin kerjasama dengan Sinovac,” katanya kepada Radio Suara Surabaya, Jumat (25/12/2020).
Kedua, vaksin Sinovac lebih mudah dalam hal distribusi, karena tidak memerlukan syarat suhu khusus. Sehingga dimungkinkan penyaluran vaksin hingga ke pulau terpencil dan terpelosok.
“Tidak perlu menggunakan suhu minus di bawah 70 derajat atau 20 derajat karena untuk (distribusi) kepulauan Indonesia yang daerahnya tersebar sampai pelosok, terpencil akan mempersulit distribusi kalau ada syarat suhu khusus,” kata dr Gatot yang juga Ketua Satgas Imuninasi Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI).
Ia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak termakan berita yang belum tentu kebenarannya soal vaksin Sinovac. Menurut Prof. Dr. Kusnandi Rusmil, dr., Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19, sejauh ini vaksin Sinovac tidak memberikan efek samping yang serius.
“Efek sampingnya efek lokal saja seperti nyeri di tempat injeksi, bengkak, kemerahan, nyeri otot hingga lesu, letih lelah,” kata dr Gatot mengutip dari apa yang disampaikan Prof Kusnandi dalam sebuah webinar.
Bahkan, hasil awal uji klinis fase 3 vaksin Covid-19 buatan Sinovac di Turki menunjukkan tingkat efektifitas vaksin sebesar 91,25 persen melawan infeksi Corona.
dr Gatot menyampaikan, uji klinis Sinovac di Indonesia hanya melibatkan sukarelawan dengan rentan usia 18-59 tahun, dan dalam kondisi sehat, tidak memiliki komorbit dan tidak sedang hamil.
Sehingga, pihaknya saat ini sedang menunggu laporan uji klinis vaksin Sinovac dari Turki dan Brazil yang melibatkan subjek dengan karakteristik diluar itu.
“Kita sedang menunggu laporan dari Turki dan Brazil karena melibatkan subjek dengan karakteristik itu. Apakah nantinya ada persyaratan khusus dan jadi pertimbangan,” imbuhnya.(tin/ipg)