Harga emas berjangka merosot kembali pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB, 23 Desember 2020), mencatat penurunan untuk hari ketiga beruntun, tertekan penguatan dolar AS yang diuntungkan oleh pembelian safe-haven didorong oleh kekhawatiran atas varian baru virus corona yang menyebar cepat di Inggris.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi COMEX New York Exchange, merosot 12,50 dolar AS atau 0,66 persen menjadi ditutup pada 1.870,30 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya (21/12/2020), emas berjangka jatuh 6,10 dolar AS atau 0,32 persen menjadi 1.882,80 dolar AS.
Emas berjangka juga turun 1,5 dolar AS atau 0,08 persen menjadi 1.888,90 dolar AS pada Jumat (18/12/2020), setelah melambung 31,3 dolar AS atau 1,68 persen menjadi .890,40 dolar AS pada Kamis (17/12/2020), dan naik 3,8 dolar AS atau 0,2 persen menjadi 1.859,10 dolar AS pada Rabu (16/12/2020).
“Penguatan dolar telah membatasi beberapa momentum kenaikan emas,” kata Suki Cooper Analis Standard Chartered seperti dilansir Antara.
Membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, dolar naik ketika para investor memangkas eksposur ke mata uang-mata uang berisiko seperti pound sterling Inggris, yang menghadapi varian baru virus corona.
Emas berada di bawah tekanan tambahan ketika Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Selasa (22/12/2020) bahwa produk domestik bruto AS meningkat dengan tingkat tahunan sebesar 33,4 persen pada kuartal ketiga, lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya sebesar 33,1 persen.
Namun emas masih mendapat dukungan dari persetujuan Kongres AS atas paket bantuan baru virus corona senilai 892 miliar dolar AS pada Senin malam (21/12/2020) untuk mendukung perekonomian. Analis pasar berpendapat bahwa paket baru dapat memicu kekhawatiran inflasi, maka itu bullish untuk pasar emas.
“Peluang harga condong menguat untuk emas saat kita memasuki tahun 2021, mengingat ekspektasi kami untuk dolar melemah dan kebijakan moneter tetap akomodatif, tetapi aksi ambil untung akhir tahun dapat membatasi kenaikan dalam waktu dekat,” Cooper menambahkan.
Emas, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, masih naik sekitar 23 persen tahun ini di tengah stimulus besar-besaran yang dikeluarkan secara global.
“Jika varian baru (Covid-19) benar-benar masuk ke AS dan menginfeksi kembali orang-orang, itu benar-benar dapat menyebabkan beberapa kerusakan ekonomi tambahan dan itu bisa menjadi penarik emas berikutnya,” kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 84,4 sen atau 3,2 persen menjadi ditutup pada 25,535 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 6,7 dolar AS atau 0,66 persen menjadi menetap di 1.009,4 dolar AS per ounce.(ant/ipg)