Nasi Goreng KangH tergolong masih baru. Abdul Hadi membukanya pada 29 Mei 2020. Awal merintis, Kang Hadi berjualan tahu KangH, sambal KangH, wedang KangH, dan lain-lain. Namun jualan produk-produk itu belum membuahkan keuntungan yang memuaskan.
Tak patah arang, dia terus mencari ide lain untuk menggencarkan dagangan. Nasi goreng? Ya, kenapa tidak. Tapi tidak seperti orang berjualan nasi goreng pada umumnya. Hadi perlu branding unik agar jualannya cepat laku dan viral. Ditemukanlah jualan nasi goreng seharga cuma Rp 4000.
Rupanya, harga banting itu didukung semesta. Nasi goreng Rp 4 ribuan itu ternyata mampu menyedot perhatian banyak orang. Tak heran, harga yang amat sangat sesuai dengan jangkauan kebanyakan kantong orang itu, langsung diserbu pembeli. Di tengah kondisi pandemi, pertimbangan harga menjadi alasan utama orang membelanjakan hartanya.
Gagasan unik berbasis kondisi riil masyarakat di masa pandemi itu, katanya, menjadi titik balik kebangkitan tekad dan usahanya. Dia tidak ingin lagi mengingat pengalaman kerja dengan pemotongan gaji sampai 50 persen akibat pandemi, yang akhirnya memaksanya memutuskan resign. Lembaran cerita miris itu sudah ditutup. Kini ayah dua anak itu telah membuka lembaran baru, dengan cerita yang lebih mengasyikkan dan menjanjikan.
Mengasyikkan karena usaha berbungkus peduli sosial itu, bisa membantu kebanyakan orang berpenghasilan menengah ke bawah, tetap punya pilihan untuk bisa makan. Dampak pandemi yang membuat banyak orang kehilangan pekerjaan, jualan buntung, penghasilan macet, dan sederet kondisi prihatin lainnya, tidak perlu bingung kalau hanya untuk urusan makan.
Dan menjanjikan karena usahanya tetap berfungsi sebagai usaha. Jualan nasi goreng serba Rp 4000-nya tetap menghasilkan keuntungan. Dia menyajikan menu tanpa mengurangi kualitas bahan, kecuali hanya volume porsinya yang lebih sedikit dari penjual nasi goreng umumnya. Karena itulah, Nasi Goreng KangH terpilih sebagai Warrior Hunt: Indonesia Bangkit Suara Surabaya tahun ini.
Dalam tempo tiga bulan, Hadi sudah mampu membuka warung di tiga lokasi. Di Jl. Kedung Mangu Masjid No. 358, Jl. Kapas Gading Madya 1 No. 1, dan Jl. Penjaringan Sari (depan taman kunang-kunang) Surabaya. Sebuah prestasi yang mungkin jarang bisa dilakukan kebanyakan orang dalam waktu sesingkat itu.
Lebih dari itu, KangH juga rutin menggelar aksi berbagi. Setiap hari Jumat, Hadi menggratiskan semua dagangannya di ketiga lokasi sekaligus. Masyarakat pun antri mengular, pemandangan yang nyaris sama dengan hari-hari biasa ketika pembeli antri di depan warung KangH.
Cara Hadi berdagang dan aksi berbaginya, membuat namanya kian diperbincangkan banyak kalangan. Dengan cara itu, brand KangH terbangun dengan sendirinya.
Tapi bagi Hadi, “Berjualan untuk semua orang, berbagi untuk semua orang. Berjualan dan berbagi, harus berjalan beriringan. Hasil sedikit, yang penting berkah.”
Kini, dia dibantu oleh hampir 20 orang yang terbagi di ketiga warungnya. Mereka kebanyakan korban PHK di tempat kerjanya atau mengundurkan diri. Artinya, semakin banyak orang yang sefaham dengan konsepnya: berdagang dan berbagi kepada sesama. Situasi pandemi, telah melahirkan orang-orang seperti Hadi, yang tidak memanfaatkan situasi hanya untuk kepentingannya sendiri.
Apalagi, model bisnis KangH akan lebih terasa bila semakin banyak tersebar di banyak tempat, seperti yang diinginkannya. Baik secara hitungan bisnis maupun aksi berbaginya. Hadi ingin memperbanyak cabang dan ekspansi ke luar kota, bahkan ke luar pulau.
Bagi Anda yang sefaham dan tertarik menjalin kerjasama dengannya, bisa kontak langsung 0812 5255 3256 (wa). Mungkin Anda adalah orang berikutnya yang ikut berbagi peduli, sambil berdagang varian kuliner lainnya. (cus/lim)