Khofifah Gubernur Jatim bersama sejumlah kepala Balai Besar Kementerian PUPR meninjau rumah pompa dan finalisasi normalisasi sungai Kemuning, serta berkoordinasi soal Floodway Sungai Kemuning.
Ada tiga rumah pompa bermasalah di sekitar Sungai Kemuning Kabupaten Sampang. Dia juga ingin memastikan finalisasi normalisasi sungai Kemuning berjalan lancar dan pembangunan floodway bisa dipercepat.
Soal Floodway Sungai Kemuning, Khofifah menjelaskan, fasilitas itu akan secara efektif memecah dua aliran sungai sehingga secara signifikan menjadi solusi volume genangan banjir akibat luapan Sungai Kemuning.
Sebelumnya, banjir di Kabupaten Sampang menyebabkan korban jiwa. Dua orang anak terseret arus sungai di Dusun Prajjan Laok Timur Sungai, Ds. Prajjan, Kec. Camplong, Kabupaten Sampang dan ditemukan meninggal.
Keduanya antara lain Najwa (8 tahun) dan Jessica (7 tahun). Saat banjir, keduanya bermain di pinggir sungai di Desa Prajjan, Kecamatan Camplong Sabtu (19/12/2020), kemudian jatuh ke sungai dan terseret arus.
Kemarin, Minggu (20/12/2020), Khofifah sudah bertakziah ke rumah kedua korban, mengucap belasungkawa kepada keluarga kedua korban, dan memberikan bantuan masing-masing Rp10 juta rupiah serta sembako.
Dalam tinjauan ke lapangan yang juga diikuti Abdullah Hidayat Wakil Bupati Sampang dan sejumlah kepala dinas Pemprov Jatim itu, Khofifah memastikan, anggaran pembangunan floodway berasal dari APBN.
Anggaran dari APBN itu terutama untuk pembangunan fisik floodway. Sedangkan untuk pembebasan lahan, kata dia, seharusnya disediakan oleh Pemkab Sampang. Pemprov tidak dibenarkan melakukan pengadaan tanah.
“Dua bulan lalu saya bertemu Menteri PUPR. Floodway ini anggarannya sudah dihitung dua tahun lalu. Pak Menteri juga minta Pemkab Sampang melanjutkan negosisasi soal pembebasan lahan,” katanya.
Pembangunan Floodway itu bertujuan untuk menurunkan intensitas debit air di Sungai Kemuing ketika terjadi hujan deras mengingat kapasitas Sungai Kemuning yang hanya mampu menampung 46 persen debit air.
Balai Besar Sungai Brantas memperhitungkan, pembangunan embung seluas 5 hektare sebagaimana rencana sebelumnya, tidak cukup efektif. Embung itu hanya akan menambah daya tampung Sungai Kemuning sekitar 5 persen.
“Totalnya, kalau ditambah embung, daya tampungnya baru 51 persen. Jadi pembangunan floodway memang solusi signifikan, sehingga ujung alirannya langsung menuju laut. Karena itu saya ingin ihat fisiknya,” ujarnya.
Dia ingin mengetahui, berapa kilometer jarak dari sungai ke laut serta berapa banyak desa, perkampungan, dan sawah yang kira-kira akan dilewati sungai itu dalam rangka menghitung kebutuhan pembangunan floodway.
Selain berupaya mempercepat pembangunan floodway, Dinas PU Sumber Daya Air sudah membangun lima pompa banjir di Kabupaten Sampang. Dinas PU SDA akan meng-install ulang sistemnya karena mengalami gangguan.
“Ada lima pintu air. Dua di antaranya kemarin memang sempat mengalami trouble. Insya Allah segera akan di re-install. Kami berharap dua pintu air ini bisa selesai install ulang sebelum 25 Desember,” katanya.
Dari sejumlah rumah pompa itu, Khofifah mengunjungi beberapa di antaranya. Antara lain Rumah Pompa Air Delima di Desa Pangelen (Pandiyan), di Kelurahan Dalpenang (Dek Bukor), dan di Jalan Bahagia Kelurahan Rong Tengah.
Untuk meninjau rumah pompa itu, Khofifah menerjang banjir dengan perahu karet dan menyapa warga setempat. Dia tak lupa mengingatkan warga soal protokol kesehatan, serta membagikan masker dan sembako.
Sampai Minggu siang pukul 13.00 WIB, banjir di sebagian besar wilayah Kabupaten Sampang sejak Jumat (18/12/2020) akibat intensitas hujan tinggi surut. Baik di Kecamatan Kedungdung, Sampang, Tambelangan, juga Kecamatan Jrengik.(den/tin/ipg)