Jumat, 22 November 2024

Kasus Covid-19 di Jatim Mengkhawatirkan, Pemprov Pertimbangkan Format PSBB

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Emil Elestianto Dardak Wakil Gubernur Jawa Timur. Foto : Istimewa

Pemprov Jatim menyiapkan sejumlah langkah antisipasi peningkatan kasus Covid-19. Salah satunya mempertimbangkan format Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jatim.

Jumlah pasien terinfeksi Covid-19 di Jawa Timur terus meningkat beberapa pekan terakhir. Rata-rata kasus baru harian di Jatim cukup tinggi, mencapai 500 orang.

Sampai Selasa (15/12/2020) kemarin, secara kumulatif jumlah kasus Covid-19 mencapai 71.369 orang. Ada tambahan 735 pasien baru terkonfirmasi Covid-19 di hari yang sama.

Emil Elestianto Dardak Wakil Gubernur Jawa Timur memastikan, Pemprov Jatim menyiapkan sejumlah langkah. Di antaranya memperbanyak ruang isolasi dan tes Covid-19, serta meningkatkan operasi yustisi.

“Tiga strategi ini bukan hal baru. Tetapi harus diintensifkan. Ini sebabnya kami memahami semalam telah dilakukan rapat koordinasi terkait Covid-19 antara ibu gubernur dengan kepala daerah. Untuk memastikan kita ambil sikap antisipatif bukan reaktif,” katanya, Rabu (16/12/2020).

Selain itu, Emil mengakui, Pemprov Jatim juga sedang mempertimbangkan kemungkinan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan format yang sesuai dengan kondisi terkini.

“Saya rasa itu sedang dipertimbangkan (PSBB) formatnya. Kami sudah punya peraturan protokol kesehatan. Itu landasan yang sudah cukup kuat. Tinggal meningkatkan operasi yustisi,” kata Emil.

“Tetapi bila dirasa perlu ada pembatasan spesifik saya rasa ini (PSBB) akan dibahas dengan seksama dengan pemangku kepentingan,” imbuhnya.

Dia bilang, peningkatan operasi yustisi akan berlangsung dalam beberapa pekan ke depan. Pemprov bersama jajaran sampai akan mempertebal jumlah personel di lapangan.

Pemprov juga akan memastikan ketersediaan fasilitas rawat inap pasien Covid-19. “Saya menitikberatkan pada ketersediaan fasilitas rawat untuk pasien Covid-19,” tandasnya.

Sekadar diketahui, Pemprov Jatim menambah dua Rumah Sakit Lapangan di Jatim. Di Malang dan Jember.

RS Darurat Lapangan di Politeknik Kesehatan Kota Malang (Polkesma) dengan kapasitas 306 tempat tidur untuk memfasilitasi pasien Covid-19 di Malang Raya dan Blitar.

Sedangkan di Jember, Pemprov Jatim menjadikan RS Paru dengan 99 tempat tidur sebagai RS Darurat Covid-19 untuk melayani pasien positif dengan gejala ringan dan sedang untuk wilayah Jember dan sekitarnya.

Sebelumnya, menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2021 Pemprov Jatim menggelar Rapat Koordinasi Percepatan Penanganan Covid-19 di salah satu hotel di Surabaya, Senin (14/12/2020).

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim meminta penguatan sinergitas Forkopimda Jajaran Pemprov hingga pemerintahan kabupaten dan kota di Jatim.

“Saya mohon kita kuati semangat membangun sinergitas lebih solid jelang libur Natal dan Tahun Baru. Sekarang kita harus menyiapkan  sebaik-baiknya dan sedetail mungkin,” ujarnya.

Meskipun Jatim tercatat sebagai provinsi dengan jumlah rapid test tertinggi di Indonesia, perlu ada analisis bersama soal langkah strategis untuk mengendalikan angka penyebaran Covid-19.

Kepada para kepala daerah Khofifah berpesan agar memperkuat konsolidasi satgas hingga penggalakan operasi yustisi berkesinambungan. Juga revitalisasi fungsi ruang karantina dan Kampung Tangguh di setiap daerah.

“Bagi bupati/wali kota yang dulu sudah punya ruang karantina, tolong dihidupkan kembali. Yang dulu sudah mempunyai Kampung Tangguh, tolong direvitalisasi,” pesan Khofifah.

Utamanya bagi wilayah-wilayah perbatasan yang menjadi pintu masuk dari provinsi lain, Gubernur meminta adanya penguatan dalam pengawasan Prokes di masyarakat.(den/iss/lim)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs