Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengimbau kepada seluruh warga Kota Surabaya untuk mengefektifkan kembali satgas-satgas mandiri di lingkungannya masing-masing. Sebab, Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya memperhatikan ada indikasi penurunan kedisiplinan dalam penerapan protokol kesehatan di tengah warga.
“Kalau kami perhatikan, kedisiplinan warga mulai menurun sekarang. Makanya, kami imbau kepada para pelaku usaha, tempat kerja dan tempat ibadah untuk mengefektifkan kembali satgas mandiri masing-masing demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Surabaya,” kata Irvan Widyanto Wakil Sekretaris IV Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya, Sabtu (12/12/2020).
Kepala BPB Linmas Surabaya ini juga mengimbau kepada seluruh warga Kota Surabaya untuk terus disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan, yaitu dengan tetap memakai masker, jaga jarak dan selalu rutin cuci tangan. Sebab, akhir-akhir ini warga sudah mulai bersosialisasi dan kumpul-kumpul antar sesama.
“Nah, ketika kumpul-kumpul itu pasti ada makan-makan yang kemudian melepas masker. Ketika melepas masker itu mereka kemudian keenakan ngobrol sehingga terkadang sampai lupa waktu. Nah, begini ini yang harus diantisipasi juga,” katanya.
Menurutnya, dalam bersosialisasi sehari-hari, terkadang hal-hal sepele bisa menjadi perantara penyebaran Covid-19. Bahkan, kebiasaan-kebiasaan yang dianggap normal, justru bisa menjadi faktor penyebaran Covid-19 dengan cepat.
Kata Irvan setidaknya ada tiga alasan utama kenapa Covid-19 dapat menular dengan cepat.
“Kita sering mengentengkan hal-hal sepele seperti ini, ‘mereka rekan kerjaku, jadi aku bisa membicarakan tanpa masker’, kemudian ada pula ‘mereka kan teman-teman dekatku, jadi aku bisa berbincang-bincang tanpa pakai masker’, dan ada pula ‘mereka kerabatku, jadi aku bisa mengobrol tanpa pakai masker’. Nah, jangan sampai kita melakukan tiga kesalahan fatal di atas, pakai selalu maskermu, dan jaga dirimu serta orang-orang di sekitarmu,” tegasnya.
Irvan juga menjelaskan bahwa untuk mencegah penyebaran Covid-19 ini, harus menghindari 3C, yaitu closed spaces atau ruang tertutup dengan ventilasi rendah, crowded place atau tempat yang padat orang atau kerumunan, dan close contact setting atau kontak dekat seperti percakapan jarak dekat.
Di samping itu, harus juga memperhatikan VDJ, yaitu ventilasi, durasi, dan jarak. Semakin faktor VDJ dijaga, menurutnya maka semakin rendah risiko penyebaran Covid-19. Sebaliknya, saat ketiga faktor VDJ overlap, maka risiko penyebarannya sangat tinggi.
Ia pun kembali mengingatkan kepada semua pihak, terutama warga Kota Surabaya untuk tidak kendor menjaga dan mentaati protokol kesehatan yang sudah dilakukan sejak awal pandemi.
“Tidak boleh kendor dalam menjaga protokol kesehatan. Menurut kami, vaksin terbaik adalah perubahan perilaku dengan biasakan yang tidak biasa, dengan cara itu, Insya Allah Covid-19 di Surabaya akan segera selesai,” pungkasnya.(dfn)