Sabtu, 23 November 2024

Vaksin Covid-19 Pfizer Siap Digunakan di Amerika Serikat

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Seorang perawat mempersiapkan vaksin Rusia "Sputnik-V" untuk melawan penyakit virus corona (COVID-19) pada tahap uji coba pascapendaftaran di sebuah klinik di Moskow, Rusia, Kamis (17/9/2020). Foto: Reuters/Tatyana Makeyeva

Badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat (FDA) pada Jumat (11/12/2020) mengizinkan penggunaan vaksin Covid-19 Pfizer Inc dan penyuntikan pertama vaksin yang diperkirakan akan berlangsung dalam beberapa hari mendatang.

Perkembangan itu menandai titik balik di negara itu, yang telah didera pandemi virus corona hingga 292.000 orang meninggal karenanya.

FDA memberikan otorisasi penggunaan darurat untuk vaksin tersebut, yang dikembangkan dengan mitra Jerman BioNTech, yang berdasarkan uji coba tahap akhir terbukti 95 persen efektif dalam mencegah penyakit itu.

FDA mengatakan vaksin dapat diberikan pada orang berusia 16 tahun ke atas. Petugas kesehatan dan orang tua di panti jompo direncanakan menjadi kalangan penerima utama dalam tahap pertama persediaan 2,9 juta dosis.

Pemerintah AS mengatakan akan mulai mendistribusikan vaksin di seluruh negeri segera setelah otorisasi FDA, dan penyuntikan pertama akan dilakukan awal minggu depan.

Jutaan orang Amerika dapat mulai divaksinasi pada Desember, terutama jika vaksin kedua dari Moderna Inc disetujui secara cepat.

Izin dari FDA itu keluar pada saat infeksi, rawat inap, dan kematian melonjak hingga mencapai rekor di AS, yang gagal meningkatkan upaya terkoordinasi untuk memperlambat penyebaran virus.

Awal pekan ini, total kematian satu hari karena Covid-19 mencapai 3.000, sementara unit perawatan intensif rumah sakit di seluruh negeri hampir mencapai kapasitas. Keadaan itu dilihat mengancam sistem perawatan kesehatan, yang telah kewalahan.

Perusahaan-perusahaan lain yang vaksinnya berada dalam pengembangan lanjutan termasuk Moderna –yang mungkin akan mendapatkan izin penggunaan darurat di AS segera minggu depan, AstraZeneca Plc dengan Universitas Oxford, dan Johnson & Johnson.

BioNTech mulai mengembangkan vaksin pada Januari 2020 dengan menggunakan teknologi yang disebut RNA, pembawa pesan sintetik (mRNA) yang belum menghasilkan produk yang disetujui.

Teknologi itu menggunakan pembawa pesan kimiawi untuk menginstruksikan sel membuat protein untuk meniru bagian dari virus corona baru, yang dipelajari oleh sistem kekebalan sebagai penyerang. BioNTech mencapai kesepakatan pengembangan dengan Pfizer pada Maret.

Vaksin tersebut hadir dengan tantangan distribusi yang kompleks karena harus dikirim dan disimpan pada suhu -70 Celcius (-94 F), sehingga membutuhkan lemari es ultra-dingin khusus atau pasokan es kering.

Vaksin Moderna menggunakan teknologi yang sama tetapi tidak perlu disimpan pada suhu sub-Arktik.

Pfizer telah mengembangkan wadah pengiriman khusus yang akan diisi dengan es kering agar vaksin tidak rusak. Banyak negara bagian khawatir tentang apakah es kering cukup tersedia untuk pengiriman ke daerah pedesaan yang tidak memiliki lemari pendingin khusus, tetapi Pfizer yakin harus ada pasokan yang cukup.

Upaya AS untuk mendapatkan vaksin telah menjadi respons sentral terhadap pandemi dari pemerintahan Trump, yang telah membuat sebagian besar negara bagian berjuang sendiri.(ant/dfn)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs