Sabtu, 23 November 2024

Puluhan Hektare Lahan Padi di Madiun Diserang Hama Tikus

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Petani memperlihatkan tikus yang berhasil ditangkap saat gropyokan tikus di Desa Kedungrejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Jumat (18/1/2019). Foto: Antara.

Hama tikus menyerang puluhan hektare lahan padi di sejumlah wilayah Kabupaten Madiun, Jawa Timur hingga meresahkan petani karena dapat berimbas pada gagal panen.

Suyatno Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Kedungrejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, dilansir Antara Sabtu (19/1/2019), di Madiun mengatakan, dari seluas 222 hektare sawah di Kedungrejo, seluas 74 hektare di antaranya terserang hama tikus.

“Serangan tikus ini sudah dua kali sejak tanaman padi disemai. Kami juga harus ‘gropyokan‘pada malam hari untuk membasmi tikus. Kalau tidak, padi yang sekarang berumur 40 hari ini tak bisa dipanen,” ujar Suyatno.

Meski susah, para petani di desanya terus melakukan pembasmian hama tikus. Jika terlampau sering disemprot pestisida, justru meningkatkan kekebalan tikus.

Jika mengandalkan jebakan listrik, justru semakin berbahaya. Karena jika lalai, bisa mencelakai pemilik sawah.

“Karenanya, jebakan tikus dengan listrik tidak direkomendasikan. Kami membasmi tikus dengan cara tradisional yakni ‘gropyokan’,” kata dia.

Menurutnya sejak sebulan terakhir ini para petani di Kecamatan Pilangkenceng intensif melakukan gropyokan tikus. Bahkan, Ahmad Dawami Bupati Madiun terlibat langsung dalam kegiatan gropyokan saat meninjau lokasi sawah yang diserang hama tikus pada Jumat (18/1/2019).

Sementara, Edy Bintardjo Plt Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun mengatakan pemkab ikut terlibat dalam pembasmian hama tikus dengan menyediakan bantuan belerang dan pestisida. Jika sewaktu-waktu dibutuhkan, petani bisa mengambilnya di kantor dinas.

“Serangan tikus paling banyak terdapat di Kecamatan Pilangkenceng, Balerejo, dan Saradan,” kata Edy Bintardjo.

Pihaknya menyatakan selama sebulan dilakukan gropyokan, hasilnya sangat signifikan menekan populasi tikus. Selain itu, pembasmian tikus dengan gropyokan juga dinilai lebih baik. Cara itu tidak akan mengganggu keseimbangan ekosistem. (ant/wil/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs