Sabtu, 23 November 2024

Bali Zoo Kembali Bangkit di Tengah Pandemi Covid-19

Laporan oleh Anggi Widya Permani
Bagikan
Wisata Bali Zoo. Foto: bali-zoo.com

Sama seperti tempat wisata lainnya di pulau Dewata, Bali Zoo juga turut terdampak pandemi Covid-19 yang membuat jumlah pengunjung mereka turun drastis.

Beberapa bulan belakangan, kebun binatang ini kembali bangkit dan berangsur-angsur membaik, bahkan menawarkan pengalaman baru untuk pengunjung yang mulai berani berwisata di tengah situasi yang serba tidak pasti.

Dilansir Antara, pada hari biasa di luar hari libur dan akhir pekan, kebun binatang yang terletak di Desa Singapadu, Gianyar ini rutin dikunjungi sekitar 700-1000 orang per hari. Sebagian besar adalah turis mancanegara.

Tak heran, ketika pembatasan wilayah diberlakukan dan turis-turis asing belum diizinkan untuk kembali memasuki pulau Bali, jumlah pengunjung akhirnya terjun bebas. Namun Bali Zoo melihat ada geliat pertumbuhan pengunjung yang mulai mencari hiburan terdekat setelah berbulan-bulan mendekam di dalam rumah demi mencegah penyebaran virus corona baru.

“Perlahan meningkat, weekday rata-rata kunjungan 200-300 orang per hari, kalau weekend bisa tembus 500-600 orang,” kata Emma Chandra Head of Public Relations Bali Zoo.

Awalnya hanya warga yang berdomisili di pulau Bali yang menjadi pengunjung Bali Zoo, tapi beberapa bulan terakhir turis domestik dari kota lain, khususnya Jakarta dan Surabaya, mulai berdatangan.

Satu hal yang tak kalah penting, kata Emma, adalah kesehatan para satwa yang tetap terjaga selama pandemi Covid-19. Ada penyesuaian di sana-sini, seperti mengubah komposisi makanan yang diberikan namun dengan kadar gizi yang tetap sama.

Agar lebih menarik untuk didatangi, Bali Zoo menerapkan harga tiket promosi yang lebih terjangkau. Pada akhir pekan, pengunjung dewasa yang punya kartu identitas domisili di Bali dikenakan biaya Rp95.000 dan Rp75.000 untuk hari biasa, sementara anak-anak dikenakan biaya tiket sebesar Rp75.000 pada akhir pekan dan Rp55.000 pada hari biasa.

Kebun binatang ini sudah dibuka untuk umum sejak 11 Juli 2020 dengan menerapkan protokol kesehatan yang sudah ditentukan. Begitu tamu datang, setiap orang bisa mencuci tangan di beberapa wastafel yang tersedia, juga harus melewati petugas yang bakal memeriksa suhu tubuh.

Pekan lalu, terlihat ada sejumlah pengunjung yang siap berinteraksi dan melihat-lihat lebih dari 450 koleksi satwa dari Nusantara dan mancanegara di sana. Sebagian besar adalah rombongan keluarga, ada juga rombongan anak-anak usia prasekolah.

Begitu masuk ke dalam Bali Zoo sembari berjalan kaki santai, sudah terlihat papan informasi dan banner yang mengingatkan pengunjung untuk selalu menjaga jarak aman, rajin mencuci tangan dan memakai masker demi keamanan bersama.

Menurut Emma, ada sejumlah tim di dalam kebun binatang yang bersiaga untuk mengingatkan pengunjung bila lupa mematuhi aturan soal kesehatan.

Pengunjung langsung akan disambut oleh sekelompok rusa yang siap menikmati camilan dari pengunjung bila memang mau memberi makan yang sudah disediakan oleh pengelola kebun binatang. Sambil memberikan snack berupa wortel, pengunjung bisa melihat dari dekat, bahkan menyentuh satwa-satwa jinak ini.

Selanjutnya, pengunjung dapat menaiki bus yang tersedia menuju area lain, tempat tinggal orangutan yang kadang bersikap iseng melempar potongan timun yang sedang dikunyah kepada pengunjung, melihat kegagahan singa yang asyik bersantai di tengah panasnya terik matahari, melihat gemasnya meerkat yang lincah, atau mengelus belalai gajah dari dekat dan memberi makan hewan bertubuh besar ini.

Selalu ada wastafel di berbagai titik, termasuk di area di mana pengunjung bisa bersentuhan dengan hewan.

“Kami menerapkan protokol kesehatan untuk memastikan bahwa di sini aman dan teman-teman bisa berlibur aman dan menyenangkan,” ujar Emma.

Kendati demikian, ada program-program reguler yang terpaksa tidak beroperasi selama pandemi Covid-19, di antaranya sarapan bersama orangutan serta mandi lumpur bersama gajah.

Sebagai gantinya, tempat ini menawarkan area baru yang membuat orang-orang bisa merasakan suasana Afrika. Padang tandus dan bebatuan menjadi habitat dari satwa yang memang didatangkan langsung dari benua tersebut, termasuk burung unta.

“Nanti akan komplet pada akhir 2020, ada jerapah, zebra, rhino dan flamingo,” imbuh dia.

Pemulihan wisata di Bali juga terasa di luar kebun binatang ini. Pekan lalu, Kawasan pariwisata Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park di Kabupaten Badung, Bali, kembali membuka kunjungan bagi wisatawan setelah ditutup sejak Maret 2020 akibat pandemi Covid-19.

Pelaksanaan protokol kesehatan di kawasan GWK mengacu pada sertifikasi Tata Kelola Daerah Tujuan Wisata (DTW) di masa pandemi Covid-19 yang telah diterima GWK Cultural Park pada Juli 2020.

Sementara itu, Pengelola Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, mencatat terjadi pertumbuhan jumlah penumpang yang keluar masuk Pulau Bali melalui bandara tersebut selama November jika dibandingkan dengan catatan di bulan-bulan sebelumnya tahun 2020.

Pada November, sebanyak 3.898 pesawat udara dan 351.585 orang penumpang tercatat keluar masuk Pulau Bali melalui Bandara Ngurah Rai. Jika dibandingkan dengan catatan di Oktober 2020, terdapat pertumbuhan sebesar 27,5 persen dan 51,8 persen masing-masing untuk pergerakan pesawat udara dan penumpang.

Herry AY Sikado GM PT Angkasa Pura (API) I Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, sebelumnya mengatakan selama enam bulan ke belakang, statistik pesawat dan penumpang terus bertumbuh. Sedangkan pada November merupakan yang tertinggi dari tiga bulan terakhir.

“Jika ditarik ke belakang lagi, dari bulan Juni hingga November 2020 kami mencatat selalu terdapat pertumbuhan statistik yang cukup signifikan. Dari bulan ke bulan selalu bertumbuh. Selama enam bulan terakhir, rata-rata pertumbuhan untuk pesawat udara adalah 56,1 persen sedangkan untuk penumpang rata-rata tumbuh 101,4 persen. Cukup menggembirakan,” katanya. (ant/ang)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs