Jumat, 22 November 2024

Lahar Semeru Penuhi Aliran Sungai, Bupati Lumajang Antisipasi Dua Desa yang Rawan

Laporan oleh Anggi Widya Permani
Bagikan
Thoriqul Haq Bupati Lumajang. Foto: Dok/pedoman indonesia

Thoriqul Haq Bupati Lumajang mengungkapkan, saat ini kondisi pasir di aliran sungai (DAS) lahar Gunung Semeru, ketinggiannya sudah mencapai 30-40 meter dari dasar sungai. Kondisi itu dikhawatirkan akan meluber ke pemukiman warga di sekitaran DAS, apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi.

Ada dua desa yang paling rawan dengan luberan lahar. Thoriq mengatakan, dua desa tersebut lokasinya bersebelahan dengan DAS, yaitu Desa Sumberwuluh Kecamatan Candipuro dan Desa Supiturang di Kecamatan Pronojiwo.

Lahar Gunung Semeru menimbun sejumlah alat berat, kendaraan truk, sawah, dan 7 ternak milik warga yang ada di sekitar DAS. Belum ada laporan korban jiwa akibat peristiwa itu.

Melihat potensi kerawanan itu, kata dia, pihaknya sudah melakukan beberapa antisipasi. Warga di lokasi tersebut diungsikan, terutama yang sudah lanjut usia. Secara bertahap, ternak milik warga nantinya juga akan dievakuasi. Meski demikian, aktivitas Gunung Semeru per hari ini, Rabu (2/12/2020), sudah stabil.

“Per kemarin ada 400 KK yang ada di pengungsian. Kalau sekarang sudah berkurang. Karena sebagian warga yang mobilitas tinggi, punya kendaraan, diperkenankan pulang ke rumah. Untuk yang sudah sepuh (lansia, red) masih tetap di pengungsian. Kemarin warga minta disediakan alarm untuk tanda, itu sedang kami usahakan. Sementara ini kami sediakan megaphone di beberapa titik sebagai alarm,” kata Thoriq, saat mengudara di Radio Suara Surabaya.

Thoriq mengatakan, sampai saat ini belum ada indikasi akan terjadi lagi erupsi besar seperti kemarin, Selasa (1/12/2020). Kondisi Gunung Semeru hari ini stabil, dan beberapa daerah yang terdampak debu vulkanik mulai mereda.

Namun demikian, pihaknya akan terus melakukan antisipasi dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, terutama BMKG soal potensi hujan. Menurut prakiraan BMKG, hari ini Lumajang berpotensi hujan ringan.

“Berharap segera hujan, agar lahar panas cepat terurai. Karena kalau tidak hujan, pasir akan tertahan terus di sungai dan pasir tidak bisa terdorong turun ke bawah mengikuti aliran DAS. itu akan membuat kita terus menunggu. Kalau hujan, kami sudah siap antisipasinya,” kata dia.

Sementara ini, kata Thoriq, warga yang terdampak erupsi Gunung Semeru sudah diungsikan ke tempat aman dengan menerapkan protokol kesehatan. Bantuan logistik juga sudah tersalurkan. Beberapa komunitas ikut melakukan kerja bakti, membersihkan rumah warga yang terdampak erupsi.

“Kami melakukan antisipasi soal kemungkinan lahar. Kami juga membuka posko bantuan untuk masyarakat agar lebih terkoordinasi. Beberapa hari ini juga ada komunitas yang melakukan kerja bakti pembersihan. Karena ada beberapa rumah warga dipenuhi debu vulkanik,” ujarnya.

Rencananya, Doni Monardo Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan meninjau langsung kondisi beberapa daerah di Lumajang, yang terdampak erupsi Gunung Semeru, sore nanti, Rabu (2/12/2020). Hal itu disampaikan Heru Tjahjono Sekretaris Daerah Provinsi Jatim kepada Radio Suara Surabaya, Rabu pagi.

Selain Kepala BNPB, kata Heru, Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim bersama Kapolda Jatim dan Pangdam V Brawijaya juga akan ke lokasi pada Jumat pagi (4/12/2020). Untuk hari ini, seluruh jajaran Pemprov Jatim akan menggelar rapat lanjutan terkait penanganan bencana Gunung Semeru.

“Sebentar lagi jam 9, kami akan menggelar rapat. Terkait semua kebutuhan untuk penanganan Semeru. Untuk perkembangan Semeru, kami belum mendapatkan info konkritnya. Nanti setelah rapat, kami akan sampaikan,” kata Heru.

Heru menambahkan, Pemprov Jatim sudah mendistribusikan sejumlah bantuan untuk warga yang terdampak erupsi Gunung Semeru. Di antaranya, bantuan masker, kebutuhan dasar, dan alat-alat berat.

Selain itu, pihaknya juga telah menyiapkan tempat evakuasi, dan mengirimkan bantuan personel ke lokasi pengungsian.

“Sebelum terjadi bencana ini, kami sudah mendapatkan arahan dari Bu Gubernur untuk koordinasi dengan Kabupaten/Kota untuk antisipasi penanganan bencana yang berbeda dengan sebelum ada Covid-19. Seperti, penyediaan bantuan masker, dan tempat evakuasi yang berbeda, untuk yang reaktif dan non reaktif. Kita sudah pernah melakukan simulasi sebelumnya,” ujarnya.

Menanggapi foto atau gambar yang banyak tersebar di media sosial terkait Gunung Semeru, Heru mengimbau agar masyarakat menyikapinya dengan bijak. Artinya, jangan mudah percaya dan ikut menyebarluaskan info yang belum tentu benar.

“Ya akhir-akhir ini banyak beredar foto soal Gunung Semeru. Padahal yang disebar itu hoaks, ada yang menggunakan foto Gunung Sinabung. Masyarakat menyikapi itu jangan langsung ditelan dan di-share lagi ke yang lain,” kata dia. (ang/lim)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs