Lumbung Pangan Jawa Timur sudah delapan bulan beroperasi terhitung sejak bulan April lalu. Program ini diklaim tidak hanya memberi keuntungan bagi masyarakat yang belanja. Tapi, layanan ojek online (ojol) turut menuai manfaatnya.
Tercatat, sejak awal beroperasi hingga pekan lalu, ada 18.391 layanan distribusi menggunakan ojek online. Artinya program tersebut memberi kontribusi kepada penyedia jasa transportasi online di Surabaya. Mereka tetap mendapat order dari proses distribusi barang belanjaan.
Mirza Muttaqien Pengelola Lumbung Pangan Jawa Timur mengatakan, Lumbung Pangan beroperasi April lalu. Kala itu, penyedia jasa ojol sedang terpuruk. Mereka terhalang aturan pemerintah yang melarang roda dua berboncengan. “Program ini memberi solusi kepada mereka,” ungkapnya, Selasa (1/12/2020).
Penyedia jasa ojol pun banyak yang ngetem di sekitar JX International. Mereka mendapat order cukup besar. Setiap orang bisa menerima order tiga hingga lima kali. Jumlah itu tergolong ramai di masa Pandemi Covid-19 dan PSBB. “Simbiosis mutualisme itu berlangsung hingga sekarang,” ucapnya.
Masyarakat yang belanja di Lumbung Pangan terus bertambah. Otomatis pengguna jasa layanan ojol pun bertambah. “Kami senang ketika program ini memberi manfaat ke beberapa sektor selain belanja bahan pokok,” kata Mirza.
Dia menambahkan Lumbung Pangan hadir untuk masyarakat. Yakni, menyediakan komoditas bahan pokok dengan harga terjangkau. Selain itu, Lumbung Pangan Jawa Timur menjaga stabilitas harga melalui ketersediaan barang. “Kami akan menjaga agar tujuan fungsi dan manfaat Lumbung Pangan tetap terjaga,” ungkap dia.
Dia juga menjelaskan, saat ini Lumbung Pangan menggandeng BUMDes di beberapa daerah. BUMDes menjadi perantara distribusi barang. Pada proses tersebut, BUMDes mendapat keuntungan dari aktivitas distribusinya. “Kami akan terus berinovasi agar program ini memberi manfaat yang maksimal,” ujar Mirza.(bid/lim)