Sabtu, 23 November 2024

Sejumlah Ketua RT Pertanyakan Dana Rp187 Juta yang Diklaim Armuji di Debat Publik

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Eri-Armudji saat debat pilwali pertama, Rabu (4/11/2020) lalu. Foto: Istimewa

Sejumlah Ketua Rukun Tetangga (RT) di Surabaya mempertanyakan pernyataan Armuji Calon Wakil Wali Kota Surabaya Nomor Urut 1 saat Debat Publik Kedua, 18 November lalu, soal kucuran dana Rp187 juta untuk setiap RT di Surabaya.

Saat itu Armuji mengeklaim bahwa Pemkot Surabaya selama ini telah mengucurkan dana Rp187 juta setiap RT berupa program sebagai respons atas program Macfhud Arifin-Mujiaman Rp150 juta per RT.

Dalam keterangan tertulis yang diterima suarasurabaya.net, sejumlah Ketua RT mempertanyakan dengan nada cenderung membantah, karena mereka merasa fakta di lapangan tidak seperti pernyataan Armuji.

Para Ketua RT itu antara lain Sulaiman Ketua RT 1, RW 11, Kelurahan Ujung dan Abdullah Ketua RT 1, RW 2, Kelurahan Bubutan. Keduanya bilang, selama ini tidak pernah menerima dana sebesar Rp 187 juta dari Pemkot Surabaya.

Jangankan dana sebesar itu, Sulaiman bilang, bahkan untuk merenovasi WC umum untuk warga di lingkungan rukun tetangga yang dia pimpin, dia harus menggunakan dana swadaya masyarakat.

“Kami sudah mengajukan tapi tidak ada realisasi. Akhirnya untuk memperbaiki WC umum memakai dana swadaya dari masyarakat,” kata Sulaiman dalam keterangan tertulis itu, Minggu (29/11/2020).

Sementara itu, Abdullah menegaskan, dirinya tidak pernah menerima dana pembangunan di wilayahnya di RT 1, RW 2, Bubutan meski sudah mengajukan bantuan untuk pembuatan gapura. Sehingga pembuatan gapura belum terealisasi.

“Tidak ada dana sebesar itu dialokasikan kepada RT. Kami minta bantuan pembangunan gapura saja tidak terealisasi sampai sekarang,” terang Abdullah.

Sejumlah Ketua RT lainnya menyatakan hal senada. Di antaranya David Ketua RT 5, RW 5, Kelurahan Sonokwijenan; Didik Ketua RT 9, RW 2, Kelurahan Airlangga, dan Ahmad Yani Ketua RT 2, RW 2, Kelurahan Airlangga.

Ketiganya mengaku, selama lima tahun terakhir tidak ada dana program RT dari Pemkot Surabaya sebesar Rp 187 juta yang mereka terima.

“Waduh mas, gak onok blas (enggak ada sama sekali). Sejak awal saya jadi Ketua RT juga enggak ada dana dari pemkot. Justru RT yang harus giat cari sponsor biar kampung jadi cantik. Juga swadaya dari warga,” kata Didik, Sabtu (28/11/2020).

Sementara Ahmad Yani mengatakan, dia hanya menerima gaji bulanan saja. “Belum ada. Belum ada sama sekali. Kalau memang ada warga akan senang. Mungkin baru program (Armuji) kali ya,” kata Yani.(den/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs