Sri Mulyani Menteri Keuangan (Menkeu) ungkap prasyarat Indonesia agar tidak terjebak dalam middle income trap sehingga mampu menjadi negara maju sebagai high income country.
Menkeu menyampaikan proyeksi Indonesia pada tahun 2045, dengan berbagai perhitungan dari sisi demografi maupun ekonomi, Indonesia akan memiliki populasi sebanyak 318 juta penduduk yang didominasi oleh kelompok muda.
“Indonesia akan memiliki penduduk yang tidak hanya muda, tetapi juga produktif, yang sebagian besar (73%) tinggal di perkotaan sebagai kelas menengah,” ungkapnya saat memberikan pidato kunci pada acara Seminar Indonesia Emas 2045 dengan tema ‘Lulus dari Middle Income Trap’, yang diselenggarakan secara virtual pada Jumat (27/11/2020).
Menkeu mengatakan bahwa apabila Indonesia bisa maju terus, maka Indonesia akan menjadi negara dengan ukuran ekonomi yang sangat besar bahkan bisa masuk di dalam 5 besar dunia dengan pendapatan perkapita mencapai USD23 ribu.
“Namun, untuk mencapai sebagai negara maju dibutuhkan persyaratan. Hal ini tidak datang tiba-tiba. Dibutuhkan persyaratan mengenai kualitas dan ketersediaan infrastruktur yang baik, dibutuhkan kualitas sumber daya manusia yang baik, dan oleh karena itu pendidikan, kesehatan, skill, karakter menjadi luar biasa penting,” tegas Menkeu.
Selain itu, prasyarat lainnya adalah kemampuan untuk memanfaatkan teknologi secara lebih baik dan kemampuan untuk inovasi. Indonesia juga perlu untuk menata wilayahnya yang luas agar semakin mampu mencerminkan suatu mobilitas yang efisien dan baik serta sehat.
“Indonesia juga membutuhkan sektor keuangan yang makin maju. Stabilitas ekonomi baik pada skala makro maupun pada level mikro, stabilitas politik dan juga peraturan hukum yang ditegakkan secara konsisten juga menjadi persyaratan utama,” lanjutnya.
Menurutnya Indonesia saat ini sedang pada taraf negara berpendapatan menengah. Kalau dilihat dari grafik perkembangan pertumbuhan income perkapita Indonesia, ada suatu tren yang menunjukkan peningkatan menuju negara middle-upper income country. Namun Menkeu mengingatkan bahwa hal ini tidak bisa serta merta menjadi jaminan bagi Indonesia akan secara mudah naik kelas sebagai negara berpendapatan tinggi.
“Banyak negara-negara yang sudah mencapai middle income country selama beberapa dekade, namun sampai sekarang mereka masih tetap di sana. Itulah yang disebut sebagai middle income trap,” jelasnya.
“Inilah yang perlu untuk kita perhatikan sebagai para akademisi untuk mempelajari apakah kita bisa belajar dari sejarah kita sendiri maupun dari sejarah negara-negara lain, dan apakah kita mampu berubah dan membawa perubahan itu,” tuturnya.(dfn)