Sabtu, 23 November 2024
OPOP Jawa Timur

Pesantren An-Nur AL-Fadhol Banyuwangi Orientasi Kemampuan Santri hingga Ekspor

Laporan oleh Achmad Zainal Alim
Bagikan
Kopi celup Jenggirat Santri, praktis dikonsumsi produksi Ponpes An-Nur Al-Fadhol Banyuwangi. Foto: Dok. Suarasurabaya.net

Kenikmatan kopi terkadang bisa didapat dari cara menikmatinya. Bagaimana Anda menikmati kopi? Kebanyakan orang menikmati kopi dengan cara kopi diseduh langsung pada secangkir air mendidih. Ada yang berbeda di pondok Pesantren An-Nur AL-Fadhol, Banyuwangi.

Tapi ada yang unik di Pesantren An-Nur AL-Fadhol Banyuwangi. Menikmati kopi bukan diseduh, tapi dengan cara dicelup. Menajajal sensasi nikmat minum kopi dengan cara paling gampang. Kopi dalam kemasan celum yang praktis.

Abdul Rokib, salah pengurus Kopontren An-Nur AL-Fadhol, Banyuwangi, kepada Suara Surabaya Media mengatakan, pasar kopi celup cukup besar, terutama di Banyuwangi.

“Mulai tahun kemarin, di awal tahun Kami melihat perkembangan di pasar. Sepertinya ada kebutuhan dalam kemasan yang dibuat unik. Dibuat sachetan, alias kemasan praktis. Kemasan yang lebih mudah, hanya dicelupkan pada air yang mendidih saja,” terangnya.

Kini, kopi ini dilekola oleh santri di sana, sebelumnya telah mendapat pelatihan dari Dinas Peprindustrian provinsi Jawa Timur. “Pelatihan tersebut diberikan supaya santri tidak hanya pintar di ranah akademis saja, tetapi juga mempunyai kemampuan tambahan,” tambahnya.

Rokib juga menjelaskan, “Kurang lebih, Kami kemarin mendapat pelatihan dari Dinas Perindustrian, membutuhkan anak 20 orang untuk mengembangkan usaha ini. Kami berkarya bersama santri, karena kami juga ingin menberdayakan para santri, tidak hanya pintar di bidang agamanya saja, tetapi juga dibidang kewirausahaan juga ingin Kami kembangkan.”

KH. Imam Hasan HF. Menambahkan penjelasan seputar pondok pesantren yang berlokasi di Kecamatan Srono ini. “Kami sebelumnya juga pernah menjalankan beberapa jenis usaha mandiri lain, walau belum sukses. Namun pengalaman berusaha ini bermanfaat, untuk menambah pengalaman dan keahlian tambahan bagi santri,” ujarnya.

KH. Imam Hasan HF pembina pondok Pesantren An-Nur Al-Fadhol, Banyuwangi. Foto: Dok. Suarasurabaya.net

Jadi para santri setelah pulang dari pondok juga mempunya keterampilan. Pesantren mendukung pengembangan santri ke arah yang lebih sukses lagi. “Selebihnya untuk mendobrak bahwa santri itu tidak hanya seperti itu-itu saja, jadi beda,” tegasnya.

Harapannya kedepan, terkait kewirausahaan santri ini, saat ini di Pesantren An-Nur AL-Fadhol Banyuwangi sedang dapat pendampingan dari Kementrian, dari PPEI, yang selama ini melakukan pendampingan selama setahun. Kemarin baru terlaksana 3 kali pertemuan. Masih ada sekira 4 hingga 5 kali pendampingan ekspor berikutnya.

Pesantrenpreneur ini merupakan kerjasama Suara Surabaya dengan OPOP Jatim yang didukung Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur.(lim)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs