Pandemi Covid-19, tidak menyurutkan pelajar Indonesia tetap berprestasi. Di ajang Olimpiade Standardisasi Internasional ke 15 (The 15th International Standards Olympiad) yang digelar Korean Agency for Technology and Standards (KATS) bekerja sama dengan Korean Standards Assosiation (KSA). Kompetisi dilakukan secara daring dan tim pelajar Indonesia menyabet 3 medali bronze dan 1 ISO Special Award.
Tim Merah Putih dari MAN Insan Cendikia Gorontalo mendapatkan ISO Special Award. Tim Garuda dari MAN Insan Cendikia Gorontalo, Tim Revolutionaries dari SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya, dan Tim Whizzo dari SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya masing-masing mendapatkan Bronze Medal.
Tahun ini, Olimpiade Standardisasi Internasional diikuti oleh 5 negara: Korea, Indonesia, Tiongkok, Singapura dan Kenya dengan pembagian kategori middle school, diikuti oleh 19 tim dan high school, diikuti oleh 20 tim. Seluruh wakil Indonesia berkompetisi di level high school.
Badan Standardisasi Nasional (BSN) selaku lembaga pemerintah non kementerian yang bertugas untuk membina dan mengembangkan kegiatan standardisasi di Indonesia telah memilih dan membimbing tim yang mewakili Indonesia di ajang Olimpiade Standardisasi Internasional ke 15 tersebut.
“Tahun ini proses persiapan, pembimbingan tim terpilih, dan seluruh tahapan olimpiade dilakukan secara online. Ini hal yg baru dan menantang. Dengan segala keterbatasan yang ada, hasil yang diperoleh sangat luar biasa,” terang Yopi Kepala Pusat Riset dan Pengembangan Sumber Daya Manusia BSN, Jumat (20/11/2020).
4 tim yang mewakili Indonesia di ajang internasional tersebut merupakan hasil seleksi BSN berdasarkan sekolah yang memenangkan Kompetisi Standardisasi Nasional tahun lalu.
Dikarenakan adanya pandemi Covid-19, tahun ini BSN tidak menyelenggarakan Kompetisi Standardisasi Nasional. Masing-masing sekolah lalu mengadakan seleksi mandiri untuk tim yang dipilih. Selanjutnya sejak September 2020, BSN telah melakukan bimbingan 3 kali terhadap tim yang akan mewakili Indonesia tersebut.
Yopi menerangkan, prestasi ini menunjukan, Tim Indonesia dari SMA St. Louis 1 Surabaya dan MAN Insan Cendikia Gorontalo telah memiliki pemahaman yang baik terkait Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (SPK). “Kami berharap pengetahuan terkait SPK ini lebih banyak lagi bisa diterima dan dipahami oleh para siswa level SMA karena pentingnya SPK untuk negara ini,” tegas Yopi.
Topik utama Olimpiade Standardisasi Internasional tahun ini untuk level Middle School adalah menyusun draft standar internasional untuk electrical personal mobility (Safety requirements for electrical personal mobility) sedangkan untuk Level High School adalah menyusun draft standar internasional untuk delivery robots (Safety requirements for delivery robots).(tok/iss)