Sabtu, 23 November 2024

Ibu-Ibu Berbagi Ilmu di Omah Kelor Saat Pandemi Covid-19

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Pandemi, Ibu-ibu di Omah Kelor berbagi ilmu dan menghasilkan aneka olahan berbahan daun Kelor. Foto: Humas ITS

Masa pandemi merupakan peluang menciptakan kegiatan baru. Dan ibu rumah tangga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) RW 4 Kelurahan Keputih, Surabaya, membangun Omah Kelor sebagai sarana berbagai ilmu.

Omah Kelor berada di perumahan dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya dan dijadwalkan dengan berbagai kegiatan sekaligus memproduksi berbagai olahan makanan berbahan dasar daun kelor.

Murtijas Sulistijowati, penggagas sekaligus Ketua Omah Kelor, bahwa wadah ini lahir sejak di awal pandemi Covid-19. Berawal dari kebosanan para ibu rumah tangga, saat pandemi kemudian berinisiatif menciptakan kegiatan yang dapat bermanfaat bagi para ibu rumah tangga sekitar rumahnya.

“Kalau dibiarkan berjalan begitu saja, rasanya ada peluang yang terlewat, harus dibuat kegiatan yang selain menyenangkan juga bermanfaat. Apalagi di masa pandemi ini,” terang Momok sapaan Murtijas Sulistijowati, Jumat (20/11/2020).

Yang paling diminati para Ibu rumah tangga, lanjut Momok adalah memasak. Dan akhirnya Momok menjatuhkan pilihan daun Kelor sebagai bahan dasar untuk kegiatan masak memasak tersebut. Karena berdasar informasi, ternyata daun Kelor juga mengandung gizi.

“Oleh karena itu, Omah Kelor ini juga menjadi wadah berbagi ilmu termasuk bagaimana cara pengolahan daun Kelor untuk dimasak lalu dikonsumsi tetapi dengan kandungan gizi yang ada didalamnya tidak hilang, tetapi memberikan manfaat,” tambah Momok.

Hingga saat ini, Omah Kelor telah menghasilkan sejumlah produk layak konsumsi diantaranya seperti Teh Kelor, Mie Kelor, Nasi Bakar Kelor, Bothok Kelor, Martabak Kelor, Siomay Kelor, Pastel Kelor, Burger Kelor, yang telah melewati uji rasa dan karenanya telah dipasarkan.

“Paling tidak target skala pasarnya nanti se ITS, jadi acara-acara yang digelar dan diselenggarakan di ITS kedepannya menggunakan atau menghadirkan berbagai jenis kue atau makanan yang merupakan hasil olahan dari Omah kelor ini,” tambah Momok.

Sebagai inovasi pertama di Surabaya, Omah Kelor kini menjadi satu dari 250 nominasi terbaik dalam ajang Surabaya Smart City 250, mewakili Kelurahan Keputih, dan Momok berharap Omah Kelor akan lolos ke tahap berikutnya, yakni 750 nominasi terbaik. “Alhamdulillah didukung juga oleh beberapa pihak, seperti pihak Kelurahan Keputih sampai Kecamatan Sukolilo,” kata Momok.

Dikarenakan Omah Kelor ini bertempat di Perumahan ITS, sambung Momok, maka secara tidak langsung juga merupakan bagian dari Kampus ITS. Oleh karena itu, wadah ini juga menjadi parameter konsep Smart City dan program Eco Smart University yang diusung ITS. “Bantuan dari ITS, satu diantaranya kami dapat melalui ilmu pengolahan Kelor dari para dosen di Fakultas Sains dan Analitika Data,” pungkas Momok.(tok/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
28o
Kurs