Sabtu, 23 November 2024

Jeritan Petambak Garam Madura Pada Sandiaga Uno‎

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Sandiaga Salahuddin Uno saat berdialog dengan Petani Garam dan Perwakilan Desa Se-Sumenep Desa Karanganyar Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Senin (21/1/2019). Foto: Istimewa.

Sandiaga Salahuddin Uno Cawapres nomor urut 02 mendengarkan curhat petambak garam saat berdialog dengan Petani Garam dan Perwakilan Desa Se-Sumenep Desa Karanganyar Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Senin (21/1/2019).

Syaiful Rahman Ketua Asosiasi Petani Garam Seluruh Indonesia (APGASI) berharap Sandiaga Uno jika terpilih bersama Prabowo untuk melayani rakyat Indonesia, dapat memperbaiki nasib para petambak atau petani garam yang makin sengsara.

“Terima Kasih atas kehadiran Pak Sandi Uno di tambak garam ini. Baru pertama kali ini calon wakil presiden menyambangi kami. Petani garam yang sangat butuh perhatian pemerintah. Kami hanya minta stop impor garam dari Australia dan India,” tegas Syaiful saat membuka acara tersebut.

Sementara itu, Muhamad Yanto Ketua Forum Petambak Garam Madura (FPGM) mengaku tiap tahun petambak garam selalu punya masalah. Menurut Yanto biang masalahnya adalah impor di Menteri Perdagangan dan Data di Menteri Perindustrian.

“Saya nggak benci impor pak, tapi jangan kebablasan. Data dari menteri perindustrian dan perdagangan bikin petani garam rugi terus menerus. Kalau Pak Sandi jadi wapres, tolong cari menteri yang sanggup dan mampu. Jangan seperti sekarang, bukan kami anti impor. Jangan anak tirikan kami sebagai anak bangsa,” jelasnya.

Lain lagi dengan Ahmad Sukardi Petani Garam dari Sampang yang jauh-jauh ke Sumenep untuk berdialog dengan Sandiaga Uno.

“Saya mengapresiasi apa yang dilakukan pemerintah sekarang yang sudah merevitalisasi industri garam dari hulu ke hilir, Hanya impor yang kami dapat,” tegas Ahmad dengan suara tinggi.


Petani Garam dan Perwakilan Desa Se-Sumenep saat berdialog bersama Sandiaga Uno. Foto: Istimewa

Menurut Ahmad harus ada infrastruktur untuk petani garam, dari irigasi hingga infrastruktur untuk membawa garam dari tambak ke truk. Biayanya cukup mahal, Rp7 ribu hingga Rp10 ribu.

“Sementara yang ada di sekitar ini, 60 persen belum terbangun, baik irigasinya dan infrastruktur pembangunannya,” kata Ahmad.

Sandiaga Uno sempat menarik napas panjang mendengar keluhan para perani garam tersebut. Padahal 60 Persen konsumsi garam di Indonesia dihadirkan dari Pulau Madura.

“Saya berkomitmen, Ampon Bektona (Sudah Waktunya). saya pastikan jika terplilih nanti, menteri-menterinya berpihak kepada rakyat. Tidak menyia-nyiakan petambak garam, dan akan membela rakyat. Karena kami dipilih oleh rakyat dan tidak akan mengkhianati rakyat,” pungkas Sandi. (faz/wil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
31o
Kurs