Sabtu, 23 November 2024

Kasus Aktif Covid-19 Berkurang, Presiden: Tetap Jaga Keseimbangan Gas dan Rem

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Jokowi Presiden membuka Rakornas LKPP 2020, secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/11/2020). Foto: Biro Pers Setpres

Joko Widodo Presiden menegaskan pentingnya keseimbangan antara ‘gas dan rem’ dalam masa krisis akibat pandemi Covid-19.

Menurut Presiden, pandemi Covid-19 benar-benar memberikan tekanan kepada mayoritas negara-negara di dunia.

Tekanan itu pun membuat pemerintah harus menentukan prioritas antara menangani dampak kesehatan atau memulihkan perekonomian.

Pernyataan itu disampaikan Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Tahun 2020, melalui konferensi video dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/11/2020).

“Sering saya sampaikan, gas dan rem harus betul-betul kita kendalikan, kelola dengan baik,” ujarnya.

Dari sisi penanganan pandemi, lanjut Presiden, semakin hari kondisi kasus aktif di Indonesia makin berkurang.

Berdasarkan data terbaru, 18 November 2020, rata-rata kasus aktif Indonesia berada di angka 12,73 persen, jauh lebih baik dari rata-rata kasus aktif dunia 27,97 persen.

Begitu juga dengan rata-rata kesembuhan Indonesia yang ada di angka 84,02 persen, juga lebih tinggi dari rata-rata kesembuhan dunia 69,62 persen.

“Hal baik seperti itulah yang harus kita jaga dan terus kita perbaiki agar ke depan angka-angka itu lebih baik lagi,” tuturnya.

Sementara itu, terkait pemulihan ekonomi, Kepala Negara menegaskan yang paling dibutuhkan sekarang adalah memperbanyak peredaran uang untuk meningkatkan konsumsi masyarakat.

Maka dari itu, Presiden mendorong percepatan belanja pemerintah menjelang akhir tahun 2020.

“Saat ini memang yang paling banyak diharapkan adalah berasal dari konsumsi dan belanja pemerintah,” kata Presiden.

Sekadar diketahui, pada kuartal kedua tahun 2020, konsumsi dan belanja pemerintah tumbuh negatif sampai -6,90 persen. Tapi, pada kuartal ketiga, belanja pemerintah tumbuh positif yang memicu bergeraknya roda perekonomian nasional.

“Itu yang memicu pertumbuhan ekonomi kita. Pada kuartal kedua di angka 5,32 persen minus, tetapi di kuartal ketiga masuk ke tren positif di angka minus 3,49 persen. Itu yang terus kita perbaiki,” katanya.(rid/lim)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
28o
Kurs