Jumat, 22 November 2024

Rancang Smart Charging Station, Terinspirasi Meningkatnya Jumlah Kendaraan Listrik

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Contoh smart charging station karya tim mahasiswa ITS. Terinspirasi meningkatnya jumlah kendaraan listrik. Foto: Humas ITS

Tiga mahasiswa Departemen Teknik Mesin dan Departemen Teknik Sistem dan Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) rancang smart charging station sebagai suplai energi listrik ramah lingkungan. Seiring meningkatnya jumlah kendaraan listrik.

Ketiga mahasiswa tersebut adalah Puguh Pambudi, Valiant Tirta Amarta, dan Pebiria Vorenza yang tergabung dalam sebuah tim bernama Ancharg. Menurut Puguh Pambudi, ketua tim Ancharg, inovasi ini diangkat dari banyaknya kebutuhan charging station saat ini, namun charging station yang ada masih bersumber pada Perusahaan Listrik Negara (PLN). “Sedang 55 persen sumber listrik PLN berasal dari batu bara,” terang Puguh Pambudi, Rabu (18/11/2020).

Oleh karenanya, lanjut Puguh sapaan Puguh Pambudi, charging station yang ada memerlukan inovasi pembaruan yang lebih ramah lingkungan. Sehingga mereka melihat kondisi eksisting mana yang memiliki potensi untuk dijadikan bahan. “Kami akhirnya memilih energi matahari, untuk nantinya kami jadikan charging station bertenaga panel surya,” ujar Puguh.

Pemilihan energi matahari ini, tambah Puguh didasarkan oleh Indonesia yang merupakan negara agraris dengan radiasi matahari cukup, sekitar 1.800 kWh/m2/tahun. Sehingga, menurut Puguh, harga Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) juga lebih murah yakni 35 persen dari harga listrik produksi PLN.

Selain itu, Puguh juga memaparkan bahwa jika suplai energi matahari tidak mencukupi akibat cuaca, dirinya dan tim sudah menyiapkan bahan energi cadangan. Yakni biomassa dari limbah pertanian yang nantinya digunakan generator dual fuel untuk menyuplai listrik charging station. “Sebab limbah pertanian di sejumlah daerah di Jawa Timur cukup melimpah,” ujar Puguh.

Puguh menambahkan bahwa terdapat sekitar 100 juta ton limbah pertanian yang dihasilkan Indonesia setiap tahunnya. Hal ini menjadikan peluang tersendiri bagi timnya untuk memanfaatkan potensi yang dihasilkan dari biomassa tersebut sebesar 49,81 GW.

Mahasiswa Departemen Teknik Mesin ini menjelaskan, smart charging station buatan timnya ini nantinya akan memanfaatkan panel surya untuk mengambil secara langsung sinar matahari. “Selanjutnya energi panas yang dikumpulkan panel surya akan disimpan dalam baterai,” tambah Puguh.

Selanjutnya, untuk smart charging station berbahan biomassa prosesnya melalui pengolahan limbah pertanian di dalam gasifier (alat pengubah biomassa menjadi gas). “Nantinya, hasil olahan tersebut digunakan untuk menggerakkan genset, sehingga dapat menghasilkan listrik,” terang Puguh lagi.

Mahasiswa semester lima ini juga menuturkan, smart charging station rancangan mereka semakin unggul dengan penerapan prinsip terbarukan dan ramah lingkungan. Hal ini dapat terlihat dengan pemanfaatan bahan untuk energi listrik berasal dari cahaya matahari dan pemanfaatan limbah pertanian yang diolah dalam bentuk biomassa. “Sehingga energi yang kami gunakan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca secara nasional atau biasa disebut Zero Carbon Pollution,” kata Puguh.

Smart charging station rancangan tim Ancharg ITS ini telah berhasil meraih juara ketiga pada Lomba Karya Tulis Ilmiah Ebotec pada Oktober lalu. Pada kompetisi yang digelar oleh HMIE Universitas Gadjah Mada (UGM) ini, tim Ancharg berhasil mengungguli enam finalis lainnya dari perguruan tinggi nasional.

Ke depannya, tim bimbingan Alief Wikarta ST MSc Eng PhD., dosen Teknik Mesin ITS ini berharap, rancangan mereka tidak sekadar tuntas di perlombaan dan sekadar inovasi desain 3D.

Puguh berkeinginan, inovasi yang mereka gagas dapat diimplementasikan secara riil di Indonesia. “Saya harap, smart charging station yang kami buat mampu mengatasi kebutuhan charging station di masa transisi dan dapat mengurangi dampak lingkungan yang jelek di Indonesia,” pungkas Puguh.(tok/lim)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs