Hasto Kristiyanto Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) menyatakan, partainya tidak khawatir terjadi perpecahan suara kader di Pilwali Surabaya 2020.
Belakangan ini muncul suara sumbang dari Jagad Hariseno putra Almarhum Soetjipto Soedjono (Pak Tjip) yang berpotensi memecah belah suara kader partai banteng moncong putih.
Kakak kandung Whisnu Sakti Buana, Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim sekaligus Wakil Wali Kota Surabaya, itu bongkar-bongkar kisah yang jadi aib Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya.
Sejumlah video di akun YouTube Sholeh Advokat Surabaya yang mewawancarai Seno (panggilan akrab Jagad Hariseno) telah beredar cukup luas di dunia maya.
Selain membongkar aib Risma yang juga Ketua DPP PDIP Bidang Kebudayaan, Seno juga menyatakan dukungan kepada MA-Mujiaman Paslon Nomor 2 Pilwali Surabaya 2020.
Hasto mengaku tidak khawatir kader di Surabaya pecah akibat pernyataan-pernyataan Seno dan dukungannya kepada pasangan calon pesaing Eri-Armuji di Surabaya.
Hasto bilang bahwa Seno bukan lah kader PDIP Surabaya maupun Jawa Timur.
“Tidak ada KTA (Kartu Tanda Anggota yang dimiliki Seno),” ujarnya di Surabaya, Minggu (15/11/2020).
Selain itu, dia juga tidak khawatir soal Seno karena Whisnu Sakti Buana sendiri sudah menyatakan tetap tegak pada keputusan partai mengusung Eri-Armuji.
Buktinya, kata Hasto, Whisnu sudah menegaskan akan ikut memimpin gerakan door to door yang akan digencarkan PDIP di Surabaya menjelang hari pemungutan suara 9 Desember.
“Mas Whisnu tadi menegaskan akan ikut memimpin gerakan door to door. Dia Wakil Ketua Bidang Organisasi yang tugasnya penting dan strategis untuk kemajuan PDIP Jatim,” katanya.
Konsolidasi Tiga Kader Berpengaruh
Hasto mengaku tidak khawatir tentang adanya upaya pemecahbelahan kader partai dalam mengusung Eri-Armuji karena di Surabaya sudah ada sejumlah kader berpengaruh.
Puti Guntur Soekarno Anggota DPR RI dari Dapil Surabaya yang pernah maju di Pilgub Jatim mendampingi Gus Ipul adalah salah satu tokoh yang dia maksud.
Selain itu ada Bambang DH Mantan Wali Kota Surabaya dan Whisnu Sakti Buana Wakil Wali Kota Surabaya saat ini. Ketiganya akan melakukan konsolidasi.
“Mbak Puti Soekarno, Mas Bambang DH, Mas Whisnu akan konsolidasi. Maka semua komitmen bahwa pihak lain yang berupaya memecah belah soliditas tidak akan berhasil,” katanya.
Selain itu, kata Hasto, Megawati Soekarnoputri Ketua Umum PDI Perjuangan menurutnya sudah mempertimbangkan kepentingan masyarakat Kota Surabaya dengan memilih Eri-Armuji.
Dia bilang, kepentingan rakyat Surabaya lah yang jauh lebih dikedepankan. Bukan kepentingan partai. Menurutnya, kalau kepentingan partai menyatu dengan kepentingan rakyat, kepentingan partai akan diperjuangkan.
Hasto menganalogikan upaya pemecahbelahan partai dengan politik devide et empera yang dilakukan Belanda di Indonesia. Termasuk di Kota Surabaya.
“Tapi terbukti, kan, Surabaya menunjukkan dirinya sebagai Kota Pahlawan yang semua bergerak pada keyakinan pada kebaikan, keyakinan kepada kebenaran, dan keyakinan kepada masa depan Surabaya dan Indonesia yang lebih baik. Jadi kami tidak khawatir,” katanya. (den/ang/iss)