Direktur Rumah Sakit Islam (RSI) A. Yani Surabaya, dr Samsul Arifin, MARS, meninggal dunia pada Sabtu (14/11/2020) sekitar pukul 05.30 WIB diduga karena Covid-19.
dr Urip Murtedjo sahabat almarhum sekaligus pengurus Persatuan Rumah Sakit Indonesia (PERSI) Jatim dan Ketua Forum Pers RS dr. Soetomo mengatakan, sebelum meninggal, almarhum sempat menjalani isolasi mandiri.
Menurutnya, sebagai seorang direktur rumah sakit, dr. Samsul adalah seorang yang tidak hanya berdiam diri saja di ruangan, sehingga risiko tertular Covid-19 sangat tinggi.
“Beliau meninggal ya itu, karena keganasan Covid-19. Maaf ya, maaf saya. Karena beliau di Ruang Isolasi Khusus (RIK) jadi kami semua sudah mengetahui. Jadi nggak boleh main-main lah, terutama nakes ya. Karena kita bukan (berjarak) satu kilometer, tapi satu sentimeter saking dekatnya,” kata dr. Urip kepada Radio Suara Surabaya, Sabtu (14/11/2020).
Ia mengenang, bagaimana almarhum dr. Syamsul adalah sosok yang menyukai olahraga dan sering bermain sepakbola dengannya. Wakil Ketua PERSI Jatim tersebut juga dikenal sebagai orang yang suka bergaul dan ramah.
“Sangat grapyak (ramah), jadi dengan semua orang itu suka bergaul. Saya mengenal keluarganya juga, ya karena kami suka sepakbola, satu organisasi juga, jadi kami dekat sekali,” kenang dr. Urip tanpa bisa menahan kesedihannya.
Sejak kasus Covid-19 pertama di Indonesia pada Maret lalu, jumlah tenaga kesehatan yang gugur karena virus ini terus bertambah, tak terkecuali dokter. Ari Kusuma Januarto Wakil Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) beberapa waktu yang lalu mencatat, total ada 136 dokter wafat akibat Covid-9 secara keseluruhan.
Para dokter yang wafat di antaranya terdiri dari 71 dokter umum dan 63 dokter spesialis serta dua residen. Semuanya berasal dari 18 IDI Wilayah dan 66 IDI Cabang. Berdasarkan data provinsi, angka kematian dokter terbanyak berada di Jawa Timur dengan 32 dokter.
“Sudah ratusan tenaga medis dan tenaga kesehatan di Indonesia meninggal dalam tugas pelayanan yang terpapar Covid-19. Ini adalah situasi krisis dalam pelayanan kesehatan saat ini,” kata Ari.(tin/ipg)