Jumat, 22 November 2024

Joe Biden Gelar Pidato Kemenangan Meski Kubu Trump Belum Akui Kekalahan

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Kandidat presiden dari Partai Demokrat dan mantan Wakil Presiden Joe Biden berbicara pada hari Jumat, 6 November 2020, di Wilmington, Foto: AP/Carolyn Kaster

Meskipun hingga kini kubu Donald John Trump, kandidat petahana Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik belum mengakui kekalahan mereka, namun Joseph Robinette Biden presiden AS terpilih sudah menggelar pidato kemenangan bersama wakilnya, Kamala Harris di Wilmington, Delaware, pada Minggu (8/11/2020) diiringi semarak kembang api, tiupan terompet dan musik.

Ariono Arifin dari VOA Amerika mengatakan, dalam pidato pertamanya, Joe Biden memberikan sebuah harapan dan semangat untuk mengajak rakyat bangkit bersama ‘memulihkan’ Amerika.

“Hari ini pidato yang disampaikan Joe Biden lebih berkesan memberika harapan dan semangat. Dia bilang, bahwa dia seorang (senator dari partai) demokrat, dan ia bangga atas itu. Tapi, dia akan memimpin sebagai seorang presiden bukan hanya untuk negara bagian yang berwarna biru atau merah, tapi seluruh negara Amerika,” kata Ariono kepada Radio Suara Surabaya, yang melaporkan langsung dari Washington D.C, AS, pada Minggu pagi.

Joe mengatakan, selama empat tahun dibawah kepimpinan Donald Trump, ia merasakan banyak hal yang telah menyakiti rakyat Amerika dan membuat keadaan negara tersebut menjadi tidak nyaman.

“Jadi Biden benar-benar memberikan semangat dan dukungan kepada seluruh masyarakat Amerika untuk tiba saatnya ‘menyembuhkan’ Amerika dari luka-luka selama ini,” tambah Ariono.

Dalam pidato kemenangannya itu, Biden mengatakan ia akan mengambil langkah untuk menyelesaikan masalah Covid-19 dengan membuat tim satuan tugas agar pandemi di Amerika segera dapat diatasi.

“Karena yang sekarang dihadapi Amerika adalah pandemi, maka hari Senin besok (9/11/2020) dia akan menunjuk suatu tim satgas seperti ilmuwan, dokter, serta menjalankan blue print atau rencana-rencana untuk mengatasi pandemi,” ujarnya.

Ariono mengatakan, di Amerika pendukung Donald Trump dan Joe Biden bisa dikatakan hampir sama kuatnya. Terbukti hingga saat ini, masih banyak warga sipil khususnya pendukung Trump, yang ikut memantau penghitungan suara di negara tersebut setelah kubu Trump mengajukan gugatan kecurangan pemilu.

Kedatangan mereka ke tempat pemungutan suara sempat menganggu petugas karena beberapa di antara mereka sengaja membuat keributan sehingga proses penghitungan suara menjadi terganggu.

“Mereka (kubu Trump) mengizinkan orang-orang sipil masuk untuk menyaksikan lebih dekat penghitungan suara. Namanya orang menghitung butuh konsentrasi, sedangkan beberapa di antara mereka berusaha mencari perhatian dan mengganggu proses, seperti datang-datang membawa senjata,” kata Ariono.

Sebelumnya, Edison Research dan sejumlah jaringan televisi melaporkan bahwa kandidat dari Partai Demokrat, Joe Biden, memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat pada Sabtu (7/11/2020). Kemenangan itu diraih Biden ketika para pemilih dengan tegas menolak kepemimpinan yang dianggap “gaduh” dari petahana dari Partai Republik, Donald Trump. Mereka menyambut janji Biden tentang upaya baru dalam melawan pandemi virus corona, memperbaiki ekonomi dan menyembuhkan bangsa yang terpecah.(tin)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs