Tim Advokasi dan Surveilans Covid-19 Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair memprediksi jumlah kasus aktif Covid-19 di Jawa Timur akan mencapai 1,4 persen atau sekitar 500 kasus saja pada Akhir November nanti.
Namun, perkiraan yang dihitung dengan rumus predictive modelling itu bisa tercapai bila tren kasus Covid-19 di Jatim tetap sama seperti sekarang, tidak ada lonjakan berarti sampai akhir November nanti.
Berdasarkan data harian kasus Covid-19, Kamis (5/11/2020) kemarin, jumlah kasus baru Covid-19 di bawah angka kesembuhan pasien harian di Jatim. Hari itu kasus baru 239 orang sedangkan pasien sembuh 243 orang.
Gambaran umumnya, jumlah kasus terkonfirmasi positif di Jatim sampai Kamis kemarin mencapai 53.513 kasus. Sedangkan total pasien yang dinyatakan sembuh mencapai 47.505 orang. Sehingga kasus aktif tersisa 2.170 pasien.
Jumlah ini setara 4,06 persen dari total jumlah kumulatif kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Jatim sampai Kamis kemarin. Angka kasus aktif itu bahkan sudah menurun dibandingkan hari sebelumnya yang di atas 2.300 orang.
Dokter Makhyan Jibril Juru Bicara Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim mengatakan, prediksi itu disampaikan Tim FKM Unair dalam rapat konsultasi Satgas pada 22 Oktober lalu.
“Sejak awal pandemi kami selalu konsultasi dengan FKM Unair apakah prediksi kasus naik atau turun. Itu adalah prediksi FKM dalam konsultasi terakhir kami 22 Oktober itu,” ujarnya kepada suarasurabaya.net, Jumat (6/11/2020).
Dia bilang, prediksi FKM Unair itu memang tampak dalam tren kasus Covid-19 Jatim. Kasus aktif di Jatim, per Kamis kemarin, bahkan menjadi yang terendah kedua setelah Gorontalo secara nasional.
“Kasus aktif di Jatim 4 persen, Gorontalo 2 persen. Di atas Jatim masih ada DKI Jakarta misalnya yang lebih dari 7 persen. Bahkan nasional sendiri masih 15 persen-an,” ujar Jibril dihubungi via telepon.
Tren kasus aktif yang terus turun itu, kata Jibril, diikuti dengan jumlah testing di Jatim yang dia klaim meningkat. Sampai Kamis jumlah tes PCR di Jatim sudah dilakukan terhadap 496.790 orang atau sama dengan 1:81 orang telah dites.
Selain itu, positivity rate (tingkat positif) di Jatim juga sudah mencapai 7 persen, yakni dari 100 orang yang dites hanya tujuh orang yang terkonfirmasi positif. Angka ini terpaut dua persen dari standar WHO yang 5 persen.
“Artinya, di Jatim ini tesnya naik tapi jumlah yang positif turun. Artinya, ya, ini memang pertanda bahwa tren kasus di Jatim ini memang beneran turun. Seperti yang diprediksi oleh FKM Unair,” ujarnya.
Meski demikian, Jibril menyadari, setiap prediksi memang ada yang tercapai ada yang dalam istilah Jawa mbeleset. Dia memastikan, Satgas Covid-19 Pemprov Jatim terus melakukan penanganan pencegahan penyebaran virus.
Dokter Windhu Purnomo Ketua Tim Advokasi dan Surveilans Covid-19 FKM Unair menegaskan, prediksi ini tidak bisa diartikan pada akhir November nanti kasus aktif Covid-19 benar-benar habis meskipun tren terus menurun.
“Jatim memang trennya lebih baik daripada nasional. Puncaknya sudah terlampaui. Puncak kasus itu kalau kami lihat sekitar 28-29 Agustus dan terus menurun. Tapi turunnya stagnan. Datar. Jadi tidak bisa dikatakan selesai,” ujarnya.
Kasus yang terus menurun ini, kata Windhu, memang membawa harapan baik untuk masyarakat Jatim. Namun jangan sampai tren ini melenakan masyarakat sehingga abai dengan antisipasi protokol kesehatan.
“Selain itu, dampak dari liburan panjang kemarin belum kelihatan. Baru akan kelihatan setelah dua minggu setelah liburan panjang kemarin. Jadi kewaspadaan harus tetap ada. Pemerintah sendiri juga masih harus meningkatkan penanganan,” katanya. (den/ang/iss)