Jumat, 22 November 2024

Gunakan Ide Lokal, Karya Mahasiswi ITS Raih Penghargaan

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Amel dan karyanya yang memilih ide lokal ditambah bahan sederhana menjadikan karyanya raih penghargaan. Foto: humas ITS

Desain unik dan kreatif yang diciptakan oleh salah satu mahasiswa Departemen Desain Produk Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil menembus kancah internasional.

Tak hanya menyabet juara pertama pada ajang Open Call Indonesia Creation (OCIC) 2020, 23 Oktober lalu, Nur Ameliyah Rizkiyah juga mendapatkan kesempatan untuk memamerkan karyanya yang berjudul Bapo Lounge Chair di Milan, Italia, tahun 2021 mendatang.

Kompetisi yang diselenggarakan oleh Himpunan Desainer Mebel Indonesia (HDMI) bersama ABBASOURCE ini setiap tahunnya dikhususkan untuk mencari desainer muda berbakat se-Indonesia. Setelah melewati serangkaian seleksi, beberapa peserta yang unggul akan diberangkatkan dan memamerkan karyanya di Future Fair Salone del Mobile, Milan, Italia.

Gadis yang akrab disapa Amel ini mengungkapkan, ada tujuh finalis yang berkesempatan menunjukkan karyanya di Milan. Namun tidak seperti yang lainnya, Amel mendapatkan kesempatan emas karena sebagai pemenang pertama. Tak hanya karyanya yang berangkat, ia turut berangkat ke salah satu kota yang terkenal akan ikon katedral Gothic ini. “Untuk pamerannya sendiri akan berlangsung pada bulan April 2021 mendatang,” ujarnya.

Menurut Amel, karyanya tersebut terinspirasi dari tradisi Bapukung oleh masyarakat Banjarmasin, di mana bayi-bayi biasa dibedong dengan selendang gantung. Didesain dengan pemanfaatan rotan sebagai sumber daya alam melimpah di Indonesia, mahasiswi asal Gresik ini berusaha memberi gambaran baru pada desain mebel rotan menjadi lebih kontemporer.

“(Selain itu) Juga terinspirasi dari salah satu teman saya saat menunjukkan foto masih bayi dan dibedong menggunakan adat Bapukung, saya rasa itu unik dan akhirnya saya jadikan ide,” beber Amel kembali.

Pada rancangan desainnya, Amel menuturkan, ia telah mengeksplorasi material rotan rod yang belum pernah diterapkan sebelumnya di mebel-mebel rotan konvensional. Ini sekaligus menjadi inovasi desain yang baru serta keunggulan dari Bapo Lounge Chair. “Di sini saya berusaha menampilkan desain yang tetap membawa budaya dan material lokal Indonesia agar lebih dikenal dunia,” jelas mantan Kepala Inovasi dan Divisi Karya Himpunan Mahasiswa IDE (Desain Produk ITS) ini.

Mahasiswi angkatan 2016 ini berujar bahwa Lounge Chair tentu mempunyai fungsi utama sebagai kursi santai. Harapannya, pengguna dapat merasakan kenyamanan layaknya bayi yang ada dalam gendongan Bapukung seperti inspirasinya.

Amel menjelaskan, pembuatan Kursi Bapo ini nantinya akan ditanggung penyelenggara lomba. Karena kompetisi ini dinaungi oleh marketplace bisnis furniture ABBASOURCE, tentu nantinya akan dikomersilkan sesuai misi ABBASOURCE untuk membawa produk Indonesia ke pasar global.

Setelah melewati berbagai tahap kurasi konsep desain, gambar teknik, uraian proses pembuatan serta penjurian sejak 3 September 2020 lalu, Amel mengaku mengalami beberapa kendala. Antara lain mencari tahu kemampuan material rotan ketika diaplikasikan dalam desain yang telah dibuat, harus tahu jenis karakter material rotan, dan tetap berusaha memasukan unsur ergonomis dalam kursi. “Sebenarnya ini sudah terancang lama, sudah dibuat sejak Januari lalu, tetapi kemudian saya develop lagi kurang lebih delapan bulan hingga dibuka pendaftaran lomba ini,” ungkapnya.

Amel mengharapkan, semoga dengan turut sertanya ia dan karyanya ke salah satu pameran furniture terbesar di dunia di Milan tersebut, ia bisa mendapatkan banyak ilmu dan inspirasi desain. “Ditambah juga termotivasi untuk terus berkarya hingga suatu saat nanti bisa punya brand furniture sendiri yang tak kalah mendunia,” pungkas Amel optimistis.(tok/dfn)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs