Jumat, 22 November 2024

Ketua MPR Dorong Pemerintah Kerja Sama Teknologi Drone untuk Pertahanan dan Ekonomi

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Bambang Soesatyo Ketua MPR RI. Foto: MPR RI

Bambang Soesatyo Ketua MPR RI mendorong kerjasama industri pertahanan dan pengembangan teknologi antara Indonesia dengan Turki yang sudah terjalin sejak tahun 2010, terus ditingkatkan. Penguatan sudah tercermin dari intensitas kunjungan Prabowo Subianto Menteri Pertahanan Indonesia ke Turki sebanyak empat kali berturut-turut pada medio tahun 2019-2020 ini.

“Dari serangkaian kunjungan Menteri Pertahanan Indonesia tersebut, telah dihasilkan komitmen kedua pihak untuk memperkuat serta mengembangkan kerja sama industri pertahanan. Mulai dari riset dan pengembangan, produksi dan pemasaran bersama, pembelian, perawatan serta capacity building,” ujar Bamsoet dalam kunjungan kerja ke Pusat Industri Strategis FNSS Defence System, di Ankara, Turki, Seperti dalam keterangan tertulisnya, Rabu (4/11/2020).

Kunjungan kerja pimpinan MPR RI ini atas undangan Mustafa Sentop Ketua Majelis Agung Nasional Turki.

Bamsoet menjelaskan, satu di antara alasan Turki dipilih bekerjasama di bidang industri pertahanan adalah adanya latar belakang hubungan baik yang telah lama terjalin di antara kedua negara. Indonesia juga melihat potensi sumberdaya yang dimiliki Turki, salah satunya melalui FNSS, serta terbukanya peluang kerja sama dengan prinsip saling menghormati dan skema kerja sama yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.

“Fokus memenuhi kebutuhan peralatan hankam domestik dan kemandirian industri pertahanan nasional di Indonesia tersebut selaras dengan amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan. Kerja sama industri pertahanan Indonesia dengan Turki selanjutnya memiliki dasar legalitas yang lebih kuat lagi melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2014 tentang Pengesahan Persetujuan Tentang Kerja Sama Industri Pertahanan Antara Pemerintah Republik Indonesia Dan Pemerintah Republik Turki,” jelas Bamsoet.

Dia memaparkan, satu di antara bentuk kerjasama yang disepakati antara Turki dengan Indonesia adalah pengembangan medium tank yang dikenal dengan Tank Harimau. Mempunyai spesifikasi yang sesuai dengan kondisi lapangan di Indonesia, seperti mampu berada di rawa dan laut, dengan berat sekitar 20-40 ton, dan dilengkapi dengan canon berkaliber 90-105 mm.

“MPR RI berharap penguatan kerjasama di bidang industri pertahanan antara FNSS dengan PT Pindad dapat terus dijaga dan dikembangkan. Sehingga, menjadi pendorong bagi peningkatan kerjasama lainnya, baik pada bidang industri pertahanan lainnya,” kata Bamsoet.

Bamsoet menambahkan, seiring kemajuan teknologi, industri pertahanan juga akan senantiasa berkembang. Sehingga percepatan penguasaan teknologi pertahanan menjadi sebuah keniscayaan.

“Termasuk mencari peluang penggunaan teknologi drone yang tidak hanya untuk industri pertahanan nasional. Tetapi juga untuk penguatan kegiatan ekonomi lainnya, seperti untuk mendukung food estate, pembangunan desa, pengawasan sektor perikanan dan kelautan serta lainnya. Hal ini dilakukan mengingat Turki diakui memiliki teknologi drone terbaik di Eropa maupun dunia,” ujar Bamsoet.

Kepada Mustafa Sentop. Ketua MPR RI ke- 15 ini juga menyambut baik kerja sama pengembangan vaksin Covid-19 antara Indonesia dan Turki.

“Kami merasa senang bahwa Menteri yang membidangi Riset dan Teknologi dari kedua negara, bersama dengan tim masing-masing, telah bertukar pandangan dalam kerangka kerjasama pengembangan vaksin Covid-19. Tentunya kita mendoakan semoga hasilnya segera bisa dimanfaatkan oleh rakyat kedua negara, dan juga bagi kemanusiaan secara global,” pungkas Bamsoet.(faz/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
32o
Kurs