Sabtu, 23 November 2024
OPOP Jawa Timur

Pesantren Al Muttaqin Jember Bisnis jadi Wadah Usaha Santri dan Alumni

Laporan oleh Achmad Zainal Alim
Bagikan
Roti Bintang Manis komoditi yang terus dikembangkan sebagai bisnis di Ponpes Al-Muttaqin Jember. Foto: Dok. Suarasurabaya.net

Dari perjalanan pesantren ke pesantren telah dijumpai kenyataan, betapa mereka juga mempunyai daya dari sisi ekonomi. Terbukti pesantren mampu melahirkan produk-produk unggulan yang sekaligus mampu diserap oleh masyarakat umum.

Seperti yang juga dibuktikan Pondok Pesantren Al Muttaqin Jember. Dimulai sejak tahun 2017, Pondok Pesantren Al Muttaqin telah memproduksi roti, yang kemudian diberi nama Bintang Manis.

Fajrur, salah pengurus Pondok Pesantren Al Muttaqin Jember kepada Suara Surabaya Media menyampaikan, dalam perjalanan usaha juga ada beberapa hambatan dalam memasarkan roti Bintang Manis.

“Ada yang unik di sini, Kami tidak bisa menjual roti dengan harga lebih dari seribu. Pasti tidak laku, sudah maklum, di sini itu konsumen menginginkan roti enak dengan harga murah. Bahkan harga 2 ribu rupiah saja pasti kesulitan pembeli,” urai Fajrur diiringi senyum.

“Sementara ini, pemasaran juga masih memanfaatkan guru-guru di pesantren. Kami juga mencoba memasarkan kepada konsumen di luar pesantren, dan harganya bisa 2000 rupiah ,” tambahnya.

Pemasaran melalui jalur kenalan dari para guru-guru yang mempunyai warung di sekitar sini. Di luar dijual seharga 2000, sementara warung ambil dari pesantren 1700 rupiah. Kelebihan lainnya, roti ini tidak menggunakan bahan pengawet.

Merunut kisah, konon tujuan sejak awal dibuatnya usaha ini untuk memfasilitasi alumni pondok Pesantren Al Muttaqin Jember, supaya bisa mendapat penghasilan.

Fajrur, salah pengurus Pondok Pesantren Al Muttaqin Jember. Foto: Dok. Suarasurabaya.net

“Sekaligus menjadi pusat informasi terkait pengembangan produksi. Semoga Kami bisa merintis usaha yang layak dan berkembang. Harapan lain, semoga alumni ini juga bisa bergabung dan bekerja di sini,” terang Fajrur.

Hal jumlah produksi, konon pernah juga kewalahan dalam produksi. Sementara ini terbanyak masih sekira 8 Kg dalam sehari. Karyawan yang terlibat 3 orang dan semuanya alumni. “Mereka tetap dibayar sewajarnya, tapi lebih banyak ikhlasnya,” sergahnya, diiringi tawa ringan.

Naik-turun dinamika pengelolaan usaha roti ini juga jadi pengalaman berharga. Menurut Fajrur, juga pernah bermunculan masalah. Seperti tenaga sales yang tidak jujur, dan sebagainya.

Dengan program OPOP Jatim ini diharapkan bisa mewujudkan pengembangan bisnis dari usaha-usaha yang sekarang ditekuni masing-masing pesantren. Program Pesantren Preneur ini merupakan kerjasama antara Tim OPOP Jawa Timur dengan Suara Surabaya Media, didukung dinas komunikasi dan informastika Provinsi Jawa Timur.(lim)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs