Community and Technological Camp (CommTECH) Insight yang ke 12 digelar Direktorat Hubungan Internasional Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Diikuti 64 peserta dari 14 negara, dibuka Prof Ir Joni Hermana MScES PhD, Rektor ITS Surabaya, Rabu (23/1/2019).
Satu diantara kegiatan summer course terbaik di Asia kali ini mengusung tema Solving Local Problems with The Global Knowlegde.
Peserta CommTECH yang terdiri dari unsur mahasiswa, dosen dan staf universitas ini berasal dari Malaysia, Taiwan, China, Vietnam, Thailand, Filipina, Jepang, Azerbaijan, Bhutan, Bangladesh, Turki, Polandia, Pakistan dan India.
Mereka akan bersama-sama diajak berdiskusi dan memecahkan masalah lokal dengan wawasan global yang mereka miliki. Para peserta akan berbagi ide dengan latar belakang pengetahuan yang berbeda-beda.
Dalam sambutannya, Prof Joni Hermana yakin peserta akan mendapatkan banyak pengalaman baru dari aspek yang berbeda.
Mereka tidak hanya memahami tentang pemanfaatan teknologi, tetapi bisa juga mempelajari permasalahan nyata yang tidak dipelajari di dalam kelas.
“Saya harap kalian dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaiknya-baiknya dan mampu membangun jejaring dengan teman-teman yang lain,” terang Joni Hermana.
Menurut Dr Maria Anityasari ST ME, Direktur Hubungan Internasional (International Office/IO) ITS, bahwa secara prinsip CommTECH kali ini tidak jauh berbeda dengan sebelumnya.
Joni Hermana Rektor ITS Surabaya memberikan selamat pada perwakilan peserta CommTECH ke 12. Foto: Humas ITS Surabaya
Kali ini terdapat lima departemen yang akan berkontribusi dalam CommTECH Insight 2019, antara lain Departemen Manajemen Bisnis, Departemen Teknik Mesin, Departemen Teknik Komputer, Departemen Teknik Sistem Perkapalan, dan Departemen Desain Produk Industri.
“Dua dari departemen tersebut baru kali pertama terlibat CommTECH, yaitu Departemen Teknik Mesin dan Departemen Teknik Komputer,” kata Maria Anityasari.
Dalam CommTECH kali ini, lanjut Maria, akan dibuka lima subcourses yang dapat dipilih oleh para peserta.
Yakni Sociopreneurship in Action, Designing and Building Energy-Efficient Car, Introduction to Game Animation & Internet of Things, Ship Navigation Safety and Risk Assessment of Ship Collision dan Exploring Indonesia Art & Culture.
“Perlu digaris bawahi juga, tidak hanya mahasiswa yang terlibat dalam CommTECH, ada juga dosen dan staf,” kata lulusan University of New South Wales, Australia ini.
Peserta, tambah Maria diberi proyek untuk menyelesaikan permasalahan yang ada sesuai dengan subcourses yang dipilihnya. Nantinya hasil proyek tersebut akan dipresentasikan kepada pihak-pihak terkait sebagai bentuk masukan demi kemajuan kota Surabaya dan sekitarnya.
“Selain pengerjaan proyek, para peserta juga akan mendapatkan sentuhan budaya Indonesia melalui pembelajaran bahasa Indonesia, tari tradisional, musik tradisional dan permainan tradisional,” lanjut dosen Teknik Industri ITS ini.
Dikatakan Maria, kegiatan ini merupakan jendela untuk mengenalkan ITS dan budaya Indonesia ke dunia luar.
Maria mengklaim bahwa CommTECH menjadi salah satu acara di ITS yang berhasil dan sukses dikenal dunia.
Terbukti dengan adanya peserta CommTech 2018 yang ikut berkontribusi kembali dalam CommTECH kali ini.
Adalah Trang Ngo, mahasiswi asal Vietnam yang mengaku sangat terkesan dengan proyek dan pengalaman kunjungan ke beberapa tempat di Surabaya dan Jawa Timur.
“Saya merasa CommTECH merupakan wadah yang bagus untuk mengenalkan budaya Indonesia, melalui acara ini saya mendapatkan banyak sekali pengetahuan tentang kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang lokal di Indonesia,” kata Trang yang saat ini masih berkuliah di Australia ini.
Maria menegaskan, ada banyak sekali manfaat yang didapat dengan digelarnya kegiatan ini baik untuk peserta, masyarakat, maupun ITS. Para peserta akan mengenal ITS dan Indonesia tentunya lebih dalam.
“Sehingga nantinya akan menarik minat mereka untuk datang kembali di kemudian hari baik untuk study aboard, lab internship, maupun untuk program-program lainnya,” harap Maria.
Selain itu, imbuh Maria, untuk di kalangan masyarakat yang juga mendapatkan dampak terbesar dari kegiatan ini adalah para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) binaan Pemerintah Kota Surabaya.
Dulunya, UKM tersebut masih bersifat tradisional, sekarang sudah berkembang ke arah yang modern.
“Saya takjub karena mereka (para pelaku UKM, red) sudah menggunakan kemasan berbahasa Inggris dan tahu cara menjual produknya ke luar negeri berkat CommTECH ini,” kata Maria.
Maria menambahkan bahwa hal penting yang patut dibanggakan dari program CommTECH ini yaitu semakin meningkatnya kerja sama antara ITS dengan universitas asal peserta CommTECH.
Sehingga akan membuka peluang besar untuk mengirimkan mahasiswa ITS ke universitas terkait ataupun sebaliknya.
Ke depannya, alumnus ITS ini berharap setiap fakultas di ITS bisa membuka short program untuk acara CommTECH.
Tidak hanya itu, Maria dan tim juga sedang merancang terobosan baru untuk membawa real program untuk dikerjakan oleh peserta. “Sehingga nantinya hasil dari proyek tersebut dapat dijadikan solusi teknologi tepat guna ataupun paper ilmiah,” pungkas Maria.(tok/rst)